Mohon tunggu...
Momount dharmono
Momount dharmono Mohon Tunggu... Relawan - Relawan pramuka

Snake rescue

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Pelatih Pembina Pramuka dalam Percepatan Pencapaian Pramuka Garuda

19 Mei 2024   19:51 Diperbarui: 19 Mei 2024   19:56 2850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang terjadi dilapangan saat ini, masih banyak Pembina pramuka dipangkalan yang tidak memahami prosedur dan tata cara untuk mencetak peserta didiknya menjadi seorang Pramuka Garuda. Ketidak tahuan ini yang kemudian menjadikan pencapaian target Pramuka Garuda di tingkat Daerah menjadi tersendat. Lalu, dimana peran pelatih Pembina pramuka dalam hal ini?  Sebelum itu, marilah kita mengulas tentang peran pelatih Pembina terlebih dahulu.   Yang pertama adalah untuk mengetahui peran pelatih pembina Pramuka masa kini dalam kaitannya dengan pendidikan orang dewasa, dan untuk menjelaskan peran strategis tersebut dalam meningkatkan kualitas pendidikan Kepramukaan terutama untuk pencapaian Pramuka Garuda.

Pramuka bagi anggota dewasa bukan lagi permainan, tetapi suatu tugas yang memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan pengabdian. Orang dewasa ini mempunyai kewajiban untuk secara sukarela membaktikan dirinya demi suksesnya pencapaian tujuan organisasi.  Konsep pendidikan orang dewasa atau dengan kata lain sering disebut dengan andragogi, merupakan sebuah konsep yang tepat dalam implementasi pendidikan dan pelatihan pembina Pramuka. Pelatih pembina dapat mengadopsi atau berpedoman pada konsep Andragogi ketika melaksanakan pendidikan dan pelatihan Kepramukaan bagi pembina Pramuka. 

Andragogi berasal dan bahasa Yunani "Andros" artinya orang dewasa, dan "Agogus" artinya memimpin. lstilah lain yang kerap kali dipakai sebagai perbandingan adalah "Pedagogi" yang ditarik dari kata "Paid" artinya anak dan "Agogus" artinya memimpin. Maka secara harfiah pedagogi berarti seni dan pengetahuan mengajar anak. Karena itu, pedagogi berarti seni atau pengetahuan mengajar anak, maka apabila memakai istilah pedagogi untuk orang dewasa jelas kurang tepat, karena mengandung makna yang bertentangan. Sementara itu, menurut (Kartini Kartono, 1997), andragogi adalah ilmu membentuk manusia; yaitu membentuk kepribadian seutuhnya, agar ia mampu mandiri di tengah lingkungan sosialnya (Muta'alimin, 2009).

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa andragogi merupakan cara untuk belajar secara langsung dari pengalaman yang bermakna suatu proses pendidikan kembali yang dapat mengurangi konflik-konflik sosial, melalui kegiatan-kegiatan antar pribadi dalam kelompok belajar itu. Selain itu, andragogy juga merupakan suatu proses belajar yang diarahkan sendiri, dimana kira secara terus menerus dapat menilai kembali kebutuhan belajar yang timbul dari tuntutan situasi yang selalu berubah.

Tujuan pendidikan orang dewasa adalah untuk membantu mereka melakukan penyesuaian psikologis dengan kondisi sosial. Kemudian andagogi dapat melengkapi keterampilan yang diperlukan orang dewasa untuk menemukan dan memecahkan masalah yang menekankan pemecahan dengan keterampilan bukan isi. Andagogi juga untuk menolong merubah kondisi sosial orang dewasa. Selain itu, andagogi memberi bantuan agar orang dewasa menjadi individu bebas dan otonom (Suprijanto, 2007).

Maka benang merah yang dapat ditarik dari konsep pendidikan orang dewasa di atas adalah bahwa Gerakan Pramuka dalam pelatihan pembina Pramuka sangat erat bertumpu pada konsep andragogi tersebut. Andragogi adalah proses untuk melibatkan peserta didik dewasa ke dalam suatu struktur pengalaman belajar seperti yang dilakukan dalam kegiatan-kegiatan Gerakan Pramuka. Hal penting lainya yang perlu diperhatikan dalam penerapan konsep pendidikan orang dewasa dalam Gerakan Pramuka adalah bahwa filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara dimana pembina merupakaan teladan bagi sesama Pramuka.

Dari pembahasan hal hal diatas, maka dapat disimpulkan bahwa peran pelatih Pembina Pramuka adalah sebagai berikut: sebagai pelopor, sebagai mediator, dan sebagai motivator. Untuk lebih jelasnya, ketiga peran tersebut dijabarkan dalam pembahasan di bawah ini:

Sebagai Pelopor

     Peran pelatih Pembina pramuka sebagai pelopor dalam hal ini adalah seseorang yang pertama kali memasuki daerah tertentu, sehingga ia harus menemukan jalan untuk kemajuan daerah tersbut. Karakteristik untuk pekerjaan pelopor (yang disebut pionir) adalah kesulitan yang mereka jalani dan usaha besar yang harus mempertahankan banyak fitur yang masih hilang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pelopor berarti yg berjalan terdahulu; yang berjalan di depan.

     Terkait dengan pelatih Pembina Pramuka, pelatih pembina harus mampu menjadi yang pertama dalam menggagas pembinaan Kepramukan yang berkualitas oleh para pembina. Pelatih pembina harus memastikan bahwa pembina memiliki kompetensi yang memadai untuk membina satuan Pramuka hingga nantinya dapat mencetak peerta didik yang berkualitas, dapat menyelesaikan SKU dan SKK serta menyelesaikan SYarat Pramuka Garuda sesuai golongan masing masing.  Jadi pelatih pembina identik sebagai sosok individu yang berusia produktif dan mempunyai karakter khas yang spesifik yaitu revolusioner, optimis, berpikiran maju, memiliki moralitas, dsb. Kelemahan mecolok dari seorang pelatih pembina adalah kontrol diri yang matang dengan kelebihan pelatih pembina yang paling menonjol adalah mau menghadapi perubahan, baik berupa perubahan sosial maupun kultural dengan menjadi pelopor perubahan itu sendiri.

     Peran penting dari seorang pelatih pembina lainnya adalah pada kemampuannya melakukan perubahan. Perubahan menjadi indikator suatu keberhasilan dalam Gerakan Pramuka. Perubahan menjadi sebuah kata yang memiliki daya magis yang sangat kuat sehingga membuat gentar orang yang mendengarnya, terutama mereka yang telah merasakan kenikmatan dalam iklim status quo. Kekuatannya begitu besar hingga dapat menggerakkan kinerja seseorang menjadi lebih produktif. Keinginan akan suatu perubahan melahikar sosok pribadi yang berjiwa optimis. Optimis bahwa hari depan Gerakan Pramuka pasti lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun