Tradisi ini, bila kita tidak ungkap dan kedepan lagi, maka, karya tulis kita ini, selain potensi menjadi sampah-intelektual di dalam kampus, pun akan menjadi kurang teruji kesahihannya. Sejumlah pandangan dan hipotesis yang ada dalam karya tulis itu, tidak bsia dilihat fungsi, kebermaknaan, dan kekuatannya untuk diuji dalam konteks kehidupan praktis dalam kehidupan nyata.
Sehubungan hal ini, maka tradisi mengucapkan persembahan karya intelektual, sejatinya bukan sekedar formalitas untuk menghadapi sidang akademik di kampus, melainkan dipersembahkan untuk membantu dalam memecahkan masalah-masalah kehidupan yang  tengah dihadapi bersama !Â
bagaimana menurut pembaca, adakah pengalaman atau ekspresi lain yang bisa memperkaya gagasan ini ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H