Ironis. Kalau kita abai kita kepada yang ada, dan ada dalam kuasa manajemen kita, dengan memimpikan hal-hal yang tidak ada. Yang tiada, tentu sudah jelas tidak ada dalam genggaman, malah kemudian ditambah dengan kita alpa memanfaatkan modal yang dimiliki dengan sebaik-baiknya. Akhirnya, hal yang tidak ada, tidak bisa diraih, hal yang ada, malah terabaikan secara sia-sia.
Kita akan merasakan kerugian yang berganda. Satu sisi, memikirkan yang tidak ada itu, tidak mengubah kenyataan yang ada saat ini, dan pada sisi lain, kita malah kurang  maksimal dalam  mengelola sumberdaya yang ada. Biarkanlah, yang belum ada, adalah pekerjaan untuk hari esok, sedangkan pekerjaan kita hari ini, adalah mengelola sumberdaya yang ada.
Dalam hal yang serupa. Saat Indonesia belum bisa mencapai posisi sebagai negara modern, maju dan sejahtera, maka impian itu boleh dipikirkan, tetapi maksimalkan karya kita dalam mengelola yang sudah ada. Â Timnas Sepakbola kemarin masih kalah dari Australia, PDNS dibobol hacker, kualitas pendidikan belum membanggakan, maka semua hal itu adalah 'keadaan' yang ada. Keadaan yang sudah ada saat ini, adalah apa yang ada, dan itulah modal kita untuk bekerja dan melanjutkan perjalanan. Keadaan yang belum adanya, timnas juara dunia, PDNS yang tangguh dari serangan hacker, dan pendidikan berkualitas, adalah sesuatu yang belum ada.
Dalam konteks itulah, maka, modal penting untuk menjaga optimisme organisasi, dan juga membangun nafas langkah organisasi demi keberlanjutan organisasi, pendekatannya adalah fokus pada yang ada, kembangkan nilai-nilai yang ada, dan raihkan visi misi sesuai dengan kekuatan dan modal organisasi yang kita miliki. Pendekatan ini, setidaknya dimaksudkan untuk memosikan 'mimpi biarkan menjadi imajinasi, namun langkah praktis, adalah mengelola modal yang ada"Â
Fokuslah pada yang ada, dengan hal itu, kita bisa BERADA !
-0o0-
disclaimer  tulisan ini, tidak menggambarkan pandangan dari orang yang dikutip, melainkan lebih merupakan cerapan gagasan selepas diendapkan sendiri !Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H