Mohon tunggu...
Momon Sudarma
Momon Sudarma Mohon Tunggu... Guru - Penggiat Geografi Manusia

Tenaga Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bukan Tapera, tapi Perlu INPERA

6 Juni 2024   21:34 Diperbarui: 6 Juni 2024   21:36 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber :https://www.cnbcindonesia.com/

Mohon maaf, itulah inspirasi yang kita dapatkan dari pakar keuangan, saat membedakan antara tabungan dan investasi. 

Melalui kajian seperti ini, muncul pertanyaan kritis kita, apa yang diperlukan rakyat kita saat ini ? tabungan perumahan rakyat, atau model manajemen keuangan yang lainnya ?

Ah, boro-boro menabung untuk membeli rumah, untuk sekedar makan hariannya saja susah ! ungkap sebagian dari saudara kita di lingkungan kita saat ini.

Memang begitulah keadaan kita saat ini. Pikiran sebagian saudara kita ini, tidak untuk membeli rumah, untuk Uang Kuliah Tunggal (UKT) pun masih bingung !

uang untuk makan harian pun, masih harus kerja keras lagi. 

Bila demikian adanya, bagaimana mungkin kita harus menabung untuk rumah di masa depan, dan bahkan, saat dicairkan pun, kemudian malah tidak cukup untuk membeli rumah ?!!

Hal yang paling mengerikannya lagi, bagi si penabungnya, belum tentu dapat kebeli rumah di masa yang akan datang, eh, para pengelolanya malah mendapatkan upah yang sangat luar biasa. 

Menurut berita, (1) Ketua Komite Tapera usur menteri secara ex officio sebesar Rp32,5 juta per bulan, (2)  Anggota Komite Tapera unsur professional sebesar Rp43,34 juta per bulan, kemudian (3) Anggota Komite Tapera unsur menteri secara ex officio sebesar Rp29,25 juta per bulan. Artinya, upah mereka saat mengelola Tapera itu, dalam beberapa bulan (sebut saja satu tahun lamanya), dapat digunakan untuk membeli rumah dengan harga yang setara dengan puluhan tahun sang penabung Tapera itu sendiri.   Dengan gaji satu tahun, mereka dapat membeli rumah seharga 400 juta, sebuah rumah yang di tahun ini, masih bisa dibeli untuk kebutuhan rumah sehat dan sederhana, yang sejatinya diimajinasikan dapat dibeli sekitar puluhan tahun akan datang oleh penabung di Tapera.

Sekali lagi, bila demikian adanya, dapat disimpulkan bahwa Tapera itu adalah model pengelolaan keuangan yang primitif, dan tidak berkesesuaian dengan karakter ekonomi modern.  Ide penting yang perlu dikedepankan, adalah bagaimana bisa mengembangkan model Investasi Rakyat, sehingga keuangan masyarakat bisa memamahbiak dan tumbuhkembang secara lebih berlipat di hari esok ! 

Prinsip Investasi Perumahan Rakyat (Inpera) itu, modal masyarakat yang ditabungkan bukan diartikan simpanan atau tabungan, tetapi saham-publik yang memiliki nilai investasi, sehingga nilai uang tabungan itu, akan stabil dan bahkan lebih besar lagi di masa yang akan datang. 

Kayaknya indah, jika saham (tabungan rakyat) itu 1o rupiah, tetapi karena iklim investasinya baik, maka 10 tahun yang akan datang menjadi 1 juta rupiah !!!

Nah, bisa gak seperti itu ???! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun