Mohon tunggu...
Momon Sudarma
Momon Sudarma Mohon Tunggu... Guru - Penggiat Geografi Manusia

Tenaga Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Aparat Panik 2: Mengenali Panggung

10 Mei 2024   14:33 Diperbarui: 10 Mei 2024   14:33 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
panggung sandiwara (sumber : pribadi, bing.com) 

Kami yang hadir belum banyak bicara. Saya pun tidak banyak bicara. Hanya beberapa patah kata yang terpotong di tengah pembicaraan. "Kami, juga panitia, berharap........" ungkapku, yang kemudian dibentak lagi oleh sang pemilik wilayah itu.

"kamu ngeyel, tidak setuju dengan pandangan saya. Gimana kalau ada masalah dengan anak yang sakit, kamu tanggungjawab !" ungkapnya lagi. Mendengar itu, untuk sejenak gak hening, kemudian saya mengambil inisiasi untuk memecahkan kebuntuan itu.

"saya tanggungjawab..." ungkapku pendek, yang kemudian lahir sebuah perintah dari sang pemilik wilayah.

 "silahkan, kalau kamu tanggungjawab, bawa dia ke rumah sakit.. " titahnya.

Demi keselamatan anak, kemudian kami perintahkan, beberapa guru paniti untuk mengikuti perjalanan ambulan menuju sebuah puskesmas yang membawa seorang peserta yang pingsan. Kebetulan, panitia pun memiliki kendaraan operasional, sehingga proses pengawalan anak ke rumah sakit bisa dilakukan dan dikawal secara optimal.

Selepas itu, Sang Komandan memerintahkan untuk memanggil pos halang rintang yang digawangi pramuka  untuk dimintai keterangan. "panggil dia, jangan pergi, sini kamu..!" titahnya lagi.

Kami yang hadir, banyak diam. Bahkan, saya pun, mendapat sentuhan jari dari rekan dekat memberikan sebuah kode untuk bersikap pasif. Karena itulah, kami pun, diam dan lebih banyak mendengar siraman ruhani, eh..... mungkin lebih tepatnya siraman emosi dari seorang pemilik wilayah.

Diam. Dan lebih banyak diam. Itulah sikap yang kami banyak ambil. Andaipun menjawab pertanyaan, hanya satu keputusannya, mengiyakan apa yang dipandang benar menurut versinya, sang Komandan. Titah yang paling nyata dari Sang Komandan kepada tim Pramuka adalah jelas. "hentikan !"

Karena itu pula, maka acara di siang itu pun, dihentikan sesaat, menunggu reda dan pulihnya situasi emosi di level penguasa wilayah !!!!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun