Mohon tunggu...
Momon Sudarma
Momon Sudarma Mohon Tunggu... Guru - Penggiat Geografi Manusia

Tenaga Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Growth Productivity di Era Esok

7 Mei 2024   05:33 Diperbarui: 7 Mei 2024   12:23 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama, produktif, yakni kondisi dimana seseorang sudah mampu menunjukkan hasil kerja yang efektif dan efisien sesuai dengan rencana atau harapan. Bila harapannya adalah kualitas, maka dia mampu melihat kualitas kerja yang terbaik. Sedangkan, bila harapannya adalah kuantitas, maka dia mampu melihat kuantitas hasil kerja yang optimal, dan bila harapannya adalah ekonomi, mama dia mampu melihat efek ekonomi yang tinggi dari sebuah pekerjaan.

Pertanyaannya, apa target seseorang saat menulis artikel di platform ini ? kuantitas tulisan, kualitas tulisan, atau nilai ekonomi ? ila salah satu diantara itu yang menjadi tujuannya, maka rasanya sudah dapat disebut produktif, bila ketiga hal itu masih terdapat kesenjangan maka akan jatuh pada kategori kedua, yaitu fake productivity.

Kedua, produktivitas palsu (fake productivity).  Dalam konteks ini, sejatinya pelru dibagi menjadi kelompok lagi. Satu sisi, akibat kegagalan kerja, dan sisi lain, adalah kesalahan orientasi. Pada saat seseorang melakukan aktivitas yang tinggi, namun hasilnya tidak sesuai dengan harapan, sejatinya bukan fake productivity, tetapi merupakan bentuk dari kegagalan kerja. 

Sudah kerja keras, tetapi hasilnya minim, namanya kegagalan kerja atau kegagalan usaha. Kita lebih memosisikan fake productivity itu adalah satu kondisi psikologis mal-orientasi seseorang dalam kerja. 

Orang ini, tidak bisa membedakan antara SOP yang benar dan salah, tidak tahu produktivitas dan boros, tidak menyadari antara kegagalan dengan penyimpangan. Kondisi batinnya masih tetap, merasakan  sudah melakukannya dengan benar.

Ketiga, involution-productivity atau involusi produksi, artinya, produktivitasnya berjalan di tempat. Tidak ada kemajuan baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. Ancaman terhadpa kondisi ini, adalah akan kalah dalam persaingan, khususnya disaat kompetitor lainnya sudah mampu menunjukkan perubahan, perkembangan dan inovasi yang berkelanjutan. Sibuk melakukan pekerjaan yang tidak mampu menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan !

Terakhir, diharapkan ada yang disebut dengan produktivitas yang berkembang (growth productivity). Maknanya, ukuran dari prodyktivitas itu tidak statik. Pengetahuan, tuntutan dan tantangan zaman, akan terus berkembang dan memberikan tekanan yang lebih kompleks dari sebelumnya. Oleh karena itu, kemampuan beradaptasi dan merespon lingkungan, akan menjadi indikaor kuat dalam mengukur produktivitas kerja di masa depan ! Bukan hanya sibuk, tetapi kreatif dalam melakukan perubahan dan perkembangan.

Nah, bagaimana ya ? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun