Dengan kata lain, bukan karena atas nama NKRI atau kebangsaan, tetapi kemudian menghilangkan kaki-kaki demokrasi di negeara ini. Bukan karena atas nama keberlanjutan Indonesia, kemudian melenyapkan nalar-demokrasi yang dewasa di negeri kita. Demokrasi dan kematangan bangsa dan negara ini, rasa-rasanya, tidak melulu dengan cara masuk dalam kekuasaan, melainkan dapat cara menghidupkan pilar-pilar kedemokrasian.
Dalam hemat penulis, justru dengan tetap hadirnya kelompok kritis atau oposan, maka pilar demokrasi akan tetap terjaga, dan saluran komunikasi politik tetap berada di rel-nya, sehingga tidak akan memancing parlemen jalanan. Sementara bila kelompok kritis tidak ada yang mewakili, dan partai politik semuanya berada di kekuasaan maka, jangan salahkan masyarakat sipil akan hadir dan muncul dengan leluasa.
Bagaimana menurut pembaca ?!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H