Bila ada yang berpikiran seperti tadi, sesungguhnya, Â tidak ada. Tidak ada pikiran ke arah sana. Tidak ada pikiran untuk tidak menghargai perjuangan klub bola dalam melakukan pembinaan sepakbola di dalam negeri.Â
Ide yang ada dalam benak ini, justru adalah sebaliknya. Seiring selaras dengan euporia kemenangan timnas kita kali ini, maka dapat dijadikan momentum merefleksikan sejumlah agenda pembinaan sepakbola di dalam negeri. Inilah kunci soalan, yang ingin disampaikan di sini. Dengan kata lain, sembari kita menikmati perjalanan timnas yang sedang ada di jalur-kebanggaan kita, maka jadikan momentum ini sebagai potret indah untuk bisa direplikasi sebagai model pembinaan sepakbola dalam negeri kita di masa depan. Â
Dengan kata lain, kita, pecinta sepakbola berharap, seiring dengan agenda naturalisasi, pun harus ada kesungguhan kita untuk melakukan maturalisasi (pematangan dan pendewasaan) program pembinaan sepakbola di dalam negeri.Â
Tulisan ini tidak dimaksudkan anti naturalisasi. Di sejumlah negara Eropa pun, banyak yang diisi  oleh pesepakbola dari luar negaranya. Jadi, masalah ini, bukan sesuatu hal yang baru. Namun catatan kritis ini, sekedar ingin menyampaikan jangan sampai, gara-gara naturalisasi, malah kemudian, program pembinaan dalam negeri menjadi prematur atau immature (tidak matang).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H