Ramadhan sebagaimana diuraikan dalam dua kasus (konteks) ini, dapat diposisikan sebagai momen pemanusiaan subjektivitas kaum muslim, (juga umat yang lainnya). Mengapa demikian ? satu diantara sekian alasan, karena melalui Ramadhan ada upaya penyadaran kembali terhadap hakikat-kedirian, hakikat kehidupan dan esensi hidup khususnya untuk seorang muslim.Â
Melalui Ramadhan, seorang Muslim diingatkan kembali mengenai orientasi hidup yang sejati, yakni nilai keilahiahan, simbolnya adalah masjid. Melalui Ramadhan, seorang muslim diingatkan, hal utama itu adalah spiritual dan moral, bukan materi atau kehidupan duniawi, simbolnya adalah pengelolaan pola konsumsi.
Berdasarkan pertimbangan itu, konsep ramadhan sebagai proses pemanusiaan subjektivitas muslim, menjadi tepat untuk menggambarkan fenomena psiko-sosial jiwa kaum muslimin di bulan Ramadhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H