Pagi ini. Sahabatku, kehilangan kunci motor. Sederhana saja. Saat mau pulang, dan dia ambil kunci, ternyata, si kunci motor itu sudah tidak ada. Pusing tujuh keliling. Mencari kunci. Tidak hanya sendirian. Banyak orang. Hampir 5 - 7 orang terlibat, mencari kunci itu.
"dimana, kapan, bagaiman kejadiannya.." adalah pertanyaan-pertanyaan klasik yang mendominasi proses pencarian kunci itu. Si pemilik motor, dengan agak sedih, memberikan jawaban yang juga berulang-ulang. Dia menceritakan, sejak dari rumah, sudah tahu, bahwa gantungan kunci motor itu sudah rusak, jadi mudah lepas. Maka, ketika sampai ditujuan, dicabut kunci itu dari motornya. Tidak sadar apa yang terjadi. Rangkaian gantungan yang lainnya, masuk ke dalam tas, dan berjalanlah kegiatan itu hampir 3 jam lamanya.
Selepas acara kegiatan itu berakhir, dia hendak pulang. Saat dia rogoh tasnya, dia kaget, karena kunci motor itu sudah tidak ada di gantungannya, dan tidak ada pula di tasnya. Itulah kisah singkatnya.
-o0o-
Waktu itu ada upacara kegiatan perayaaan Hari Nasional. Â Tidak mesti disebutkan jenis kegiatannya. Pokoknya, hari itu, kami seluruh aparatur sipil negara, wajib mengikuti kegiatan peringatan hari nasional kementerian. Sebagai bagian dari aparatur sipil negara, kami hadir di lokasi itu.
Upacara bendera peringatan hari nasional kementerian. Itulah kira-kira, judul kegiatannya.
Mungkin jadi, orang lain sudah banyak yang kumpul di situ. Setidaknya, motor sudah banyak yang hadir di lokasi parkiran. Ini, hanya perkiraan saja, datangnya seseorang yang juga akan mengikuti kegiatan upacara bendera. Dia datang, lebih telat, dibanding dengan teman-teman lainnya.
Saat hendak memarkirkan motornya, dia lihat ada kunci motor tergelat di tanah, lahan parkir. "wah, ada yang jatuh..." begitulah mungkin pikirannya. "kasihan pemiliknya, kunci ini, harus diamankan.." ungkapnya.Â
Kira-kira, begitulah dialog dalam hati sang pelaku. Maka, kemudian, si kunci motor yang ada di tanah itu, dia ambil, dan diamankan. "dimana yah..." Â kayaknya, dia sempet berpikir serupa itu. "karena jatuhnya di sini, dan motor di perkirakan tidak jauh dari sini, maka lebih baik disimpan di sini.." ungkapnya, sambil menyimpan kunci motor itu pada sebuah jendela mobil yang tidak jauh dari motor sahabatku.
-o0o-
Lama sudah waktu berjalan. Bahkan, teman-temanku tinggal 3 orang lagi. Si pemilik motor, yunior dan diriku. Beberapa orang yang lainnya, sudah pulang duluan. Satu orang teman dekat si pemilik motor, malah sudah pulang dengan maksud untuk mencarikan bengkel kunci motor yang diharapkan bisa membantu temannya itu.
Mengapa mengambil langkah untuk memanggil bengkel kunci motor ? setidaknya, pikiran kita saat itu, hampir setengah jam lebih mencari ke sana ke mari, bahkan dibantu satpam kantor tersebut pun, si kunci tak pernah ditemukan. Setiap motor di sasar, setiap penjuru parkiran ditelusuri. Â Tetap saja, tidak ditemukan. Akhirnya, temannya mengambil inisiatif memanggil bengkel kunci motor.
Tidak butuh waktu lama. Kurang dari 15 menit, sang bengkel kunci motor pun datang. Dia pun, langsung mengerjakannya.
Proses pengerjaan tidak lama. Saya hitung, kurang lebih 20 menitan sudah mulai kelar. Â Motor sudah dibongkar, dan kunci motor sudah mulai diservise, bahkan sudah mulai dicoba-coba.Â
Akhirnya........????!
jreng, temanku yang tadi memperhatikan proses bongkar motor itu memanggilm "bu, lihat ini,.." ungkapnya, sambil nunjuk ke kacar jendela mobil, yang sedari tadi, dijadikan sandaran kami bertiga untuk berdiri memperhatikan Abang bengkel memproses motor/.
"hah, Â kok ada di sini.." ungkap pemilik motor, tampak campur antara bahagia, kaget dan nyesel. "kok di sini sih.."
"ada kuncinya.." kata si Abang Bengkel, sambil menyelesaikan pekerjaannya, dan motor pun, sudah mulai berbunyi kembali, dengan menggunakan kunci motor yang baru dibuatnya.
"waduh, kok bisa-bisanya, sih, nemu kunci motor orang, disimpan di kaca jendela mobil..." ucap yang lain, "mana ada yang kepikiran begitu..."
"tapi dia sudah ada niat baik, cuma salah cara saja..."
Dalam benak ini, kemudian muncul pemikiran, "ini mungkin, jawabannya, bahwa soleh saja, niat baik saja, tidaklah cukup. Untuk menjadikan amalan kita bermanfaat bagi orang lain, niat baik harus dibarengi dengan paham prosedur.." pikirku. Coba, kalau si penemu kunci itu tahu prosedur, niat baik mengamankan kunci kendaraan orang lain, dibarengi dengan paham prosedur untuk disimpannya di sekuriti atau pihak yang berwajib, mungkin, masalah itu tidak akan terjadi seperti ini.
Ya, soleh saja tidak cukup, perlu paham prosedur hidup !! inilah kunci kesempurnaan amal kebaikan kita !Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H