“di sinilah, masalahnya..” rekan yang lain, turut membantu untuk mengisi pembicaraan di sore itu, “karena dana itu, bukan uang kita, tetapi milik negara, maka kita harus hati-hati dalam menggunakannya , dan hemat dalam pengeluarannya…” lanjutnya, “tidak boleh boros apalagi dihambur-hamburkan..” tanggapannya itu, diimbuhi dengan membicarakan adanya pemberitaan di media massa, bahwa ada informasi di Lembaga sejenis di tetangganya, yang disinyalir mengalir ke sejumlah orang dan kelompok secara tidak syah. Bahkan, pemerintah dan pihak berwajib pun, mengisyaratkan untuk segera menyelidiki dan menuntaskan dugaan penyalahgunaan wewenang tersebut.
“masalahnya, hari ini, kita dihadapkan pada titah pimpinan kita, tidak mungkin kita melawannya, kecuali kalau kalian siap menghadapi resikonya…” tegasnya lagi, “lagi pula, kita tidak menghambur-hamburkan dana negara, tetapi kita menggunakannya untuk kegiatan besar kita kali ini…”, sekaligus seakan memberikan jawaban terakhir, dan mengakhiri obrolan Panjang di sore hari itu.
-0o0-
Tidak banyak tambahan pembicaraan yang berkembang di sore itu. Sejumlah anggota pertemuan yang hadir di sore itu, kelihatannya ada yang manggut-manggut, seakan paham dengan pembicaraan dan arahan pimpinan obrolan sore itu, sebagian yang lainnya tampak kebigungan dengan situasi dan kondisi sore itu.
“buah simalakama…” gumamnya dalam hati. Ungkapan tercetus lirih dari lisan, seorang anggota rapat sore itu, yang tampak kegelisahan dengan hasil obrolan hari itu. “inilah, resiko dari jabatan karena diperintah, sehingga wajahnya pun, adalah wajah titahan….”.
Beberapa celetukan di pos ronda, sempat ada ungkapan, ada seorang raja kecil di negeri Wakanda yang memiliki kehidupan yang Be-Te. Istilah bete ini, bukan bad mood (rasa galau, buruk atau gelisah) melainkan singkatan dalam Bahasa Sunda, yaitu beungeut titaheun (wajah kuli, atau orang suruhan). Dengan Be-Te itu, raja kecil itu, nasibnya adalah menjadi pekerja, setiap harinya, hanya mendapatkan perintah untuk melakukan ini dan itu. Tidak ada kedaulatan diri. Jangankan memperjuangkan kedaulatan rakyat, untuk sekedar berdaulat bagi dirinya sendiri pun, sangat tiada. Tidak memiliki kedaualatan, baik dalam konteks dirinya, maupun kewenangannya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI