Kaget. Tidak percaya. Ragu. Bahagia. Bergulung dalam satu rasa dan perasaan.
Tangannya yang selama ini, hanya bisa melambai dari kejauhan, kini bisa membelai keindahan taman yang diimpikan. Matanya yang menatap dari kejauhan, kini bisa menciumi harumnya, wewangian yang semerbak di taman kebun tetangga.
Tatang bersuka cita. Bercerita kepada dunia, bahwa dirinya kini bisa bersatu dengan  kebun tetangga, yang diimpikannya selama ini. Ditatapnya, setiap hari, diciuminya di setiap sore, dan dihampirnya di setiap malam.
Hingga di satu pagi hari, Tatang menganga ditepi kebun itu...
Oh, kebunku,
Apa yang terjadi padamu, daunmu menguning, bebungaanpun mengering ?
"kau tatapi aku, tapi kau diamkan aku dalam ratapan", ungkap sang bunga
"sentuhan tangan mulia di masa lalu, tak ku dapatkan ulang, dan kini hanya kau yang berkhayal ditepi waktu..."
Oh, kebunku,
Apa yang terjadi padamu, tanahmu gersang, dahan-dahanmu tumbang ?
"kau hadir untuk menikmati, dan bukan untuk hidup bersama. Kau hadir untuk menjadi majikan, dan bukan sebagai teman ..."