Baca juga : Menghormati Guru Meraih Barokah
Hal yang menarik untuk dikemukakan di sini, dari sejumlah keluhan orangtua, mengenai bagaimana upaya pendisiplinan anak di rumah, memberikan gambaran bahwa "guru di sekolah" memiliki instrumen pendisiplinan yang lebih nyata bagi seorang peserta didik, dibandingkan dengan orangtuanya di rumah.Â
Seorang guru memiliki senjata pensil untuk memberikan nilai kurang atau lebih kepada peserta didiknya, dibandingkan orangtuanya di rumah. Senjata pendisiplinan ini, dipandang memiliki aura lebih kuat dan ampuh dalam memberikan pengkondisian dan pendisiplinan kepada peserta didik dalam belajar.
Itu adalah sisi pertama dan utama.
Lantas bagaimana dengan budaya belajar di rumah?
Secara pribadi, saya ingin tegaskan bahwa pada saat, orangtua di rumah tidak memiliki instrumen pendisiplinan kepada anak-anaknya, maka penciptaan budaya belajar akan sulit terbangun.
Baca juga :Cara Menghormati Guru dalam Ajaran Islam
Andaipun bisa dilakukan, akan membutuhkan waktu lama. Hal yang perlu dilakukan oleh  orangtua di rumah, adalah menghadirkan keteladana hidup bagi putra-putrinya untuk bisa belajar, sehingga menjadi instrumen pendisiplinan budaya belajar bagi anak-anaknya.
Pelajaran lain, yang juga perlu dijadikan bahan renungan bagi kita semua, atau setidaknya, ini sekedar harapan pribadi kepada orangtua siswa, untuk secara terbuka dan sadar, untuk bisa menghormati profesi guru. Guru bukan sekedar memberikan informasi, sebagaimana banyak orang pahami. Guru adalah memainkan peran untuk memberikan pendidikan dan pembinaan karakter, yang tingkat kesulitannya, sebagaimana kiat rasakan bersama saat ini.
Akankah kita masih mau melakukan kriminalisasi kepada profesi guru, saat melakukan tugas profesinya?!
Ya, jika, seorang guru secara nyata melakukan pelanggaran etik dan profesi, biarkan hukum yang menindaknya.