Mohon tunggu...
Firsty Ukhti Molyndi
Firsty Ukhti Molyndi Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger | Korean Enthusiast | Cerebral Palsy Disability Survivor

Seorang blogger tuna daksa dari Palembang. Memiliki minat tulis-menulis sejak kecil. Menulis berbagai problematika sehari-hari dan menyebarkan kepedulian terhadap kaum disabilitas. Blog: www.molzania.com www.wahkorea.com

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Aksara Ulu, Warisan Literasi Kuno Sumatera Selatan

3 Desember 2024   14:10 Diperbarui: 4 Desember 2024   15:18 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aku bersama teman-teman Komunitas Aksara Ulu berpose dengan simbol mama-papa dalam aksara ulu (Dok. Pribadi)

Teringat ketika aku masih duduk di kelas 2 SD. Orang tua membelikan majalah Arif yang berisi kumpulan soal-soal latihan mata pelajaran umum.

Saat itu kulihat sesuatu yang tampak asing di mata. Di sana ada mata pelajaran (mapel) Bahasa Sunda dan Bahasa Jawa. Ternyata mereka punya huruf sendiri yang di mataku tampak unik. Mengingatkanku pada huruf Bahasa Thailand yang juga meliuk-liuk. 

Sebagai anak yang tinggal di Palembang, tak kudapati pelajaran serupa di sekolah.

Di sini pada zamanku, tak ada pelajaran Bahasa Daerah. Dulu sewaktu SD, aku hanya belajar Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia. Itu pun Bahasa Arab karena aku bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah. 

"Kenapa tidak ada mapel Bahasa Palembang?" tanyaku heran. 

Rasa penasaranku kian bertambah saat mendapati kalau di Provinsi Lampung ada mapel Bahasa Lampung.

Kenyataan itu kuperoleh saat aku bertanya pada sepupuku yang usianya sepantaran. Sepupuku itu tinggal di Kota Bandar Lampung. Di sekolahnya diajarkan mapel Bahasa Lampung. 

"Kenapa di Palembang tak ada pelajaran Bahasa Daerah. Padahal sehari-hari kita berbicara dalam Bahasa Palembang?" protesku pada ayah. Menanggapi keluhanku, beliau hanya tersenyum. 

Berpuluh-puluh tahun kemudian, barulah satu per satu pertanyaanku terjawab. Sumatera Selatan bukannya tidak ada Bahasa Daerah. Tetapi itu dikarenakan pemerintah yang kurang perhatian.

Padahal sejak zaman dulu, Sumatera Selatan punya dua Bahasa Daerah. Orang Palembang terbiasa menggunakan Bahasa Jejawi, yang mana hurufnya arab gundul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun