Aku sengaja pilih gerbong yang terakhir. Maksudnya biar dekat dengan wc. Setelah mengesot di bawah, dibantu ayah aku jalan pelan-pelan ke bangku penumpang. Untungnya lantai kereta bersih, jadi biarpun mengesot tadi bajuku tidak kotor. Pukul setengah sembilan, kereta siap-siap berangkat. Kursi rodaku ditaruh di bagian belakang gerbong, biar tidak menganggu. Dimulailah pengalaman pertamaku naik kereta api.
Biarpun Lama, Tapi Gak BerasaÂ
Jujur menurutku waktu tempuh kereta api Palembang – Lampung sungguh lama. Jauh lebih lama daripada naik mobil pribadi yang memakan waktu hanya lima jam. Namun karena ini perdana naik kereta, jadi aku merasa bahagia. Akhirnya bisa juga merasakan sensasi “Jug gejak gejuk gejak gejuk “ naik kereta.
Selama kurang lebih sembilan jam ini, kereta api melewati 19 stasiun. Masing-masing stasiun, terdapat waktu istirahat kira-kira sepuluh menit. Beberapa kali, kereta berpapasan dengan kereta Batu Bara Rangkaian Panjang, disingkat Babaranjang.Â
Kereta ini mengangkut batubara PT. Bukit Asam dari Muaraenim ke stasiun Tarahan. Sesuai dengan namanya rangkaian gerbongnya sangat panjang. Mungkin ada puluhan gerbong. Saking panjangnya, aku merasa keretanya mirip ular naga.Â
Akhirnya dengan naik kereta, aku bisa berkeliling Sumatra Selatan. Kupikir Sumatra Selatan itu, provinsi yang sangat kaya akan sumber daya alam. Selain kereta Babaranjang, yang kulihat sepanjang perjalanan kebanyakan hutan, perkebunan dan sawah.Â
Begitu mendekati stasiun, barulah rumah-rumah penduduk terlihat. Naik kereta ini, aku menyadari betapa luasnya Sumatra Selatan. Jarak tempuh Palembang – Lampung lebih kurang 389 kilometer.
Di dalam kereta ini, aku menikmati pemandangan sepanjang perjalanan. Namun, lama-lama bosan juga melihat pemandangan yang itu-itu saja. Internet tidak bisa sering digunakan. Tak ada sinyal. Beberapa kali aku tertidur, karena mengantuk. Sayangnya bangku kereta api Rajabasa ini sempit. Kurang nyaman untuk dipakai tidur terlentang. Jadi aku tidurnya sambil duduk saja.
Beli Camilan dan Makanan, Enak Bak Menu PesawatÂ
Kereta api zaman sekarang sudah banyak berubah. Apalagi semenjak di bawah kepemimpinan Bapak Didiek Hartantyo. Beragam inovasi pun diluncurkan. Salah satunya layanan pembelian makanan. Kita bisa beli makanan lewat aplikasi KAI Access. Maksimal satu jam sebelum tiba di tujuan. Atau memesan langsung dengan pramugari di kereta.
Saat pergi ke Lampung naik kereta ini, aku sempat memesan makan siang dan camilan. Harganya terjangkau. Ada dua pilihan menu makan siang. Menurut pramugari kereta, setiap hari pasti berganti. Aku sendiri memilih nasi ayam kecap dan snack coklat. Menurutku rasanya enak. Porsinya juga bikin kenyang. Makanannya tidak pedas.
Pramugari menawarkan makanan, di tengah-tengah perjalanan. Ini mengingatkanku pada pramugari yang menyajikan makanan di dalam pesawat. Atau saat kita menonton di dalam bioskop, biasanya juga ada petugas penjual makanan. Senang sekali rasanya. Perjalanan selama di dalam kereta, jadi tidak terasa lapar. Soalnya perutnya sudah penuh terisi.