Untuk itu, diperlukan kerja sama yang melibatkan berbagai pihak seperti pemerintah, swasta, organisasi maupun masyarakat luas. Agar para disabilitas bisa menyokong kehidupannya secara mandiri dan lebih baik lagi.
Aku sendiri teringat teman-teman sesama disabilitas yang pernah kutemui. Sudah banyak teman-teman disabilitasku yang sukses menghasilkan karya. Namun rata-rata dari mereka hanya berjalan sendiri-sendiri.
Hal ini diamini oleh penelitian yang dilakukan oleh British Council yang berkerjasama dengan Universitas Brawijaya. Hasil penelitian tersebut menunjukkan, di Indonesia sudah banyak kebijakan disabilitas yang dikeluarkan oleh pemerintah. UU Disabilitas memfasilitasi hal tersebut.
Akan tetapi dalam pengimplementasiannya sendiri masih kurang tepat. Seharusnya ada pengembangan yang lebih lagi, misalnya ajakan kolaborasi, kurasi karya, pemenuhan fasilitas hingga pembinaan.
Berusaha dari Teras Rumah, Disabilitas Berkarya untuk Berdaya
Bukti daya juang penyandang disabilitas, tercermin dari UMKM Teras Gendhis di Palembang.
UMKM ini didirikan oleh pasangan disabilitas bernama Bunda Gendhis dan Bapak Rachiman Amawide.
Saat ada pertemuan halal bi halal bersama teman-teman disabilitas, aku berkesempatan mengunjungi rumah kediaman Bunda Gendhis.
Di sana, Teras Gendhis menjual berbagai kerajinan dan dekorasi rumah yang seluruhnya dibuat sendiri, dari olahan tangan kreatif Bapak Rachiman dibantu sang istri.
Sehari-hari, Pak Rachiman membuat berbagai olahan kerajinan di teras rumahnya yang terang. Kita dapat melihat berbagai hiasan rumah yang kebanyakan terbuat dari bambu.
Di dalam rumah pasangan ini, dipenuhi galeri seni produk kriya yang siap dipasarkan. Saat merangkai produknya dan beraktivitas, keduanya tak jarang mengerjakannya sambil mengesot di lantai. Soalnya kebanyakan barang yang dijual mudah pecah.Â