Jadilah aku hingga sekarang, setiap hari melakukan terapi fisik. Terkadang merasa lelah dan capek. Tapi kalau tidak terapi, kaki dan tanganku menjadi kaku seperti batu.
Mimpi Keliling Dunia dan Indonesia
Sehari-hari aku suka sekali berpergian dan jajan di luar. Cita-citaku ingin keliling Indonesia dan dunia. Korea dan Jepang, salah satu negara yang ingin kukunjungi.
Mengapa? Soalnya negara tersebut sudah dilengkapi dengan fasilitas publik untuk disabilitas. Jadi pengguna kursi roda sepertiku bisa travelling dengan aman dan nyaman.
Sayangnya fasilitas publik untuk disabilitas di Indonesia masih relatif sedikit. Terlebih di daerah. Padahal pariwisata Indonesia tidak kalah dibanding luar negeri.
Namun di Jakarta, kulihat fasilitas publiknya sudah bagus. Terakhir ke Jakarta tahun 2022 lalu. Aku pergi ke Tebet Eco Park, taman publik yang ramah disabilitas.
Tahun lalu, aku dan keluarga mendapat keistimewaan menjadi tamu Allah swt. Setelah sekian tahun tertunda, akhirnya bisa pergi haji.
Pergi ke Makkah itu kali pertama aku keluar negeri. Di sana aku banyak belajar menjadi traveller. Aku jadi merasakan sebagian kecil dari suka duka keliling dunia.
Ternyata tidak mudah bagi disabilitas daksa Cerebral Palsy untuk keliling dunia. Beruntung di Arab Saudi, fasilitas untuk disabilitas daksa sudah bagus.
Meskipun demikian, aku masih tetap ingin keliling dunia. Melihat kebesaran Allah swt di tempat lain akan membuka pikiran. Aku ingin mengenal budaya yang berbeda-beda.
Dengan Terapi Mandiri, Bantu Ringankan Gejala Cerebral Palsy
Makanya demi mencapai impian, aku bersemangat untuk terapi. Saat ramadan ini, kulakukan terapi setelah sahur.
Meskipun kata dokter, gangguan ini sulit disembuhkan. Tapi jika aku rutin terapi, setidaknya aku masih bisa beraktivitas secara mandiri di rumah dengan baik.