Selama ini otak manusia memandang sesuatu dengan lebih realistis. Akibatnya justru menjadi terbatas. Agar ide menjadi tak terbatas, maka kita harus memulainya dari sesuatu yang abstrak. Untuk itu museum tak hanya menjadi tempat rekreasi, namun juga sumber inspirasi dan kebahagiaan.
Generasi milenial kerap memandang sebelah mata keberadaan museum. Mereka cenderung berkutat pada perspektif bahwa berkunjung ke museum adalah sesuatu yang membosankan. Nah, tugas dari re-branding itu sendiri bagaimana citra museum menjadi positif. Sehingga orang-orang menjadi bahagia ketika berkunjung ke museum. Mereka betah dan ingin lagi pergi ke museum. Â "Jika mereka ingin mencari pengetahuan dan inspirasi baru, mereka larinya ke museum, " jelas kak Eka Sofyan Rizal, pakar brand design yang juga hadir di acara tersebut.
Problematika dan Minat Generasi Milenial Terhadap Museum
Sebenarnya pengunjung museum di kalangan generasi milenial semakin banyak dari tahun ke tahun. Namun mereka para generasi milenial enggan untuk kembali berkunjung ke museum. Hal ini menjadi sebuah problematika tersendiri yang dihadapi oleh museum-museum di Kota Palembang.
Dalam kesempatan tersebut, hadir para generasi milenial yang menyuarakan aspirasinya terhadap museum di Kota Palembang. Menurut mereka museum di Kota Palembang perlu ditata sedemikian rupa agar lebih atraktif. Pencahayaan yang kurang baik, minimnya lahan parkir, dan ketiadaan tempat selfie dan nongkrong menjadi hal yang perlu diperbaiki.
Berapa kali, sih, dalam seumur hidup kita sebaiknya berkunjung ke museum? Well, untuk jawaban yang ini sebenarnya lebih ke arah personal ya.. Tapi menurut pengalamanku selama ini, setidaknya kita perlu bertandang ke museum sekali dalam beberapa tahun. Berkunjung ke museum selalu memberikan inspirasi baru untukku.Â
Setidaknya kita bisa merefresh ingatan tentang bacaan sejarah Indonesia yang pernah kita baca semasa sekolah. Kalau sobat udah berapa kali nih ke museum? :)