Sementara tahapan yang dilalui para penari putra adalah :
- Tebas bakar
- Pagar kebun
- Bersihkan sisa-sisa kayu atau rumput yang masih tersisa.
- Kembali ke rumah.
Penari putri dan putra tentu diatur dalam satu kesatuan yang terlihat bagus dan sesuai irama musik dan alunan pantun yang menggema itu. Â Tarian bidu terlihat bagus dan serasi tidaknya sangat tergantung pembimbing dan pelatih maupun terletak pada siapa yang menilai tarian itu sesuai unsur seni hidupnya.
Berarti Tarian bidu dapat menyesuaikan diri dengan saman yang berkembang dan terjadi. Bahkan tarian bidu pun akhir-akhir ini mulai dimodofikasi agar terlihat tidak kaku oleh saman yang terus berubah. Â Tarian Bidu pun dapat memperagakan suatu keadaan.
Salah satunya dapat kita saksikan ketika SMAN Harekakae memperagakan tujuh putri khayangan merupakan asal muasal orang Nai'  Suri dalam kisah ceritranya. Para penyanyi putra juga mengisahkan ulasan  cerita pendek dalam pantun yang dapat dimengerti dan dipahami setiap pencinta Bidu.
Tarian bidu memang kaya akan makna yang mengungkapkan suatu situasi atau keadaan pada suatu tempat. Gambaran-gambaran yang diperagakan dalam sebuah tarian memiliki jalan cerita yang akan dibagikan atau disuguhkan kepada penonton saat itu.
Maka tidak heran tarian bidu berubah pada waktu dan saat yang tepat sesuai alur cerita sebuah temah yang diperagakan. Tarian Bidu merupakan cerminan sebuah cerita yang tertulis maupun tidak tertulis dan ada pada masyarakat. Dalam ceritra yang tertulis maupun tidak tertulis memiliki makna dalam alur peragaan.
Ditulis Oleh : Yakobus Molo Dini
Guru SMPN Satap Nitmalak
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H