Mohon tunggu...
Moh. Supardi
Moh. Supardi Mohon Tunggu... Dosen - Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dosen sastra Inggris

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gagasan Awal Penelitian Penerjemahan

21 Juni 2024   18:00 Diperbarui: 22 Juni 2024   06:46 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Artikel ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum bagi pembaca yang ingin melakukan penelitian penerjemahan. Pembaca yang belum terlalu akrab dengan bidang kajian penerjemahan dan memiliki kewajiban untuk melakukan penelitian akan mendapatkan gambaran baru mengenai langkah-langkah dan permasalahan penerjemahan yang belum terpetakan.

Persoalan pokok bagi seorang akademisi yang menekuni bidang kajian penerjemahan, khususnya bagi mereka yang masih tingkat pemula, pembaca tingkat sarjana, master atau program doktor seringkali belum pernah memiliki pengalaman menerjemah. Selain itu bekal pengetahuan umum dan pemahaman budaya yang masih belum memadai. Dengan demikian artikel ini akan sangat membantu bagi mereka yang belum punya cukup pengalaman dalam bidang kajian penerjemahan.

            Kajian penerjemahan yang dimaksudkan di sini adalah penelitian penerjemahan dari satu bahasa ke bahasa lain dengan tujuan tertentu. Dalam konteks artikel ini, 'Kajian Penerjemahan' didefinisikan sebagai bidang kajian yang bertujuan untuk mendeskripsikan, menganalisis, dan meneorikan atau menjelaskan proses, konteks dan produk-produk kegiatan penerjemahan sekaligus (peran) orang-orang yang terlibat di dalamnya..

            Pada umumnya penerjemahan didefinisikan sebagai sebuah "Pencarian Sistematis terhadap pengembangan ilmu pengetahuan" (Chambers 1989). Sedangkan menurut Gillham (2000), "penelitian adalah menghasilkan pengetahuan, apapun disiplin keilmuannya." Inovasi menjadi hal penting yang harus terus ditumbuh-kembangkan dalam setiap disiplin keilmuan. 

Definisi mengenai 'pengetahuan baru' dalam penelitian sangat tergantung pada siapa, kapan, di mana, dan bagaimana penelitian itu dilakukan. Sebuah teks (tulisan) pada tingkat sarjana tentunya akan berbeda cakupannya dibandingkan dengan disertasi tingkat doktor. 

'Untuk menghasilakan pengetahuan baru' dapat dilakukan dengan meringkas penelitian baru dalam sebuah bidang tertentu atau dengan memberikan bukti-bukti baru  untuk mendukung atau menolak sebuah hipotesis dari sebuah skala atau untuk mengembangkan sebuah metodologi baru dalam bidang sejarah penerjemahan.

            Tujuan dari bidang kajian penerjemahan pada dasarnya adalah untuk memberikan kontribusi dalam meningkatkan pengetahuan di bidangnya. Adapun bentuk kontribusi dapat dilakukan dengan beberapa cara: Menyediakan data baru; Menjawab pertanyaan; Menguji atau menyaring hipotesis, teori atau metodologi; Mengajukan gagasan baru, hipotesis, teori atau metodologi.

            Seorang peneliti terjemahan seharusnya memiliki pengalaman dalam menerjemah meskipun hanya sedikit, baik sebagai tugas kuliah atau tugas profesional. Seorang peneliti penerjemahan yang tidak memiliki pengalaman menerjemah sama halnya dengan seorang pengemudi yang baru belajar mengendarai mobil. Bisa dibayangkan betapa repotnya menjaga keseimbangan, jalan yang luas pun terlihat sangat sempit, belum lagi mengatur rem dan gas, tentunya tidak mudah bagi orang yang baru belajar -- bisa jadi maunya menginjak rem malah kena gas!

            Memang tidak mudah untuk melakukan proses berfikir, pemilihan kata, keterbatasan kata, dan hal-hal lain yang terkait dalam penerjemahan jika tidak pernah memiliki pengalaman menerjemah. Teori dan praktik penerjemahan bisa jadi berbeda, karena setiap orang memiliki cara berbeda. Misalnya model Penelitian Tindakan Kelas yang ditawarkan oleh Hatim (2001) dalam mengatasi persoalan penerjemahan yang tak terpecahkan (lihat Chesterman dan Wagner 2002).

            Jika penelitian penerjemahan dikarenakan kemauan diri sendiri, untuk meningkatkan kemampuan tertentu atau untuk meningkatkan kemampuan pribadi, salah satu langkah awal yang perlu dilakukan adalah dengan cara memilih topik yang paling diminati. Antusiasme dan ketertarikan terhadap sebuah subjek patut dipertimbangkan.

            Ketertarikan itu bisa jadi untuk meningkatkan pemahaman penerjemahan atau untuk meningkatkan kualitas praktik penerjemahan. Langkah awal yang bisa dilakukan adalah dengan membaca teori-teori penerjemahan dan melihat hasil penerjemahan secara cermat. Kedua ketertarikan itu bisa jadi berupa pengembangan kualitas penerjemahan atau untuk meningkatkan status penerjemah. 

Jenis penelitian terapan semacam ini dapat memberikan garis-garis besar dalam melakukan praktik penerjemahan yang lebih baik berdasarkan kajian penerjemahan profesional yang telah berhasil. Bisa juga untuk menguji bahkan mungkin untuk memperbaiki klaim-klaim penelitian sebelumnya terhadap praktik penerjemahan profesional.

            Gagasan awal sebuah penelitian bisa diperoleh dari berbagai sumber akademik maupun non-akademik. Bisa jadi inspirasi itu diperoleh dari sebuah buku, perkuliahan mengenai kajian penerjemahan, atau karya teman sejawat. Mungkin saja ide itu muncul setelah membaca Harry Potter lalu ingin tahu bagaimana ketika diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, Indonesia, dll. 

Atau ketika berusaha mengumpulkan petunjuk-petunjuk kemasan produk baru kemudian merasa penasaran bagaimana hasil terjemahannya. Atau bisa jadi ketika sedang  bermain video game lalu muncul pertanyaan, siapakah yang telah menerjemahkan soundtrack game dari bahasa Jepang ke bahasa Inggris dalam game tersebut. Atau mungkin juga ketika hendak minum obat batuk lalu penasaran melihat hasil terjemahannya.

            Gagasan awal ini menjadi menarik , namun bisa jadi sudah pernah diteliti?  Atau mungkin terlalu sulit? Tidak layak untuk diteliti? Dan seterusnya. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul, sebaiknya dipahami terlebih dahulu kondisi penelitian terbaru.

            Ada dua alasan mengapa hal ini menjadi penting: pertama, penelitian bertujuan untuk menambah pengetahuan; maka jangan mengulang penelitian yang sama, karena hanya akan buang-buang waktu. Kedua, penelitian tidak terjadi di ruang hampa; penelitian selalu terkait dengan yang pernah ada sebelumnya. Meskipun hal itu dianggap kurang penting, sebaiknya dijelaskan saja semua pendapat yang dapat memberikan penjelasan mengenai pendekatan yang akan dilakukan.

            Penelitian penerjemahan akan tumbuh jika hipotesisnya selalu dikembangkan dan selalu diasah. Oleh karena itu, sebaiknya carilah penelitian-penelitian baru yang berkenaan dengan topik yang akan diteliti. Beberapa karya acuan yang mungkin dapat membantu menemukan ide awal untuk meneliti penerjemahan, misalnya kajian tentang bibliografi penerjemahan, penerjemahan abstrak, penerjemahan kamus, encyclopedia yang banyak diteliti oleh para peneliti, seperti Bowker (2000), Olohan (1998), Shuttleworth dan  Cowle (1997), Classe (2000), Baker (1998), Chesterman (1997), dan Munday (2001).

            Adapun gagasan-gagasan awal yang perlu dilakukan oleh seorang peneliti penerjemahan antara lain adalah: mengidentifikasi topik dan membuat pertanyaan penelitian. Membuat rencana proyek penelitian, misalnya waktu penelitian, kapan memulai, selesai, dan untuk berapa lama. Menentukan metodologi dan konsep penelitian. Memberikan penejelasan mengenai bagaimana menyajikan penelitian; dan membahas hal-hal yang berhubungan dengan kriteria penelitian.

            Dengan demikian, artikel ini diharapkan dapat memberikan gambaran umum pagi para pembaca yang hendak melakukan penelitian penerjemahan. Pendek kata, pembaca mendapatkan gambaran umum bagaimana memilih bidang kajian penerjemahan, mencari topik dari berbagai literatur, membaca dan berfikir, merumuskan pertanyaan penelitian, dan membuat perencanaan penelitian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun