Jenis penelitian terapan semacam ini dapat memberikan garis-garis besar dalam melakukan praktik penerjemahan yang lebih baik berdasarkan kajian penerjemahan profesional yang telah berhasil. Bisa juga untuk menguji bahkan mungkin untuk memperbaiki klaim-klaim penelitian sebelumnya terhadap praktik penerjemahan profesional.
      Gagasan awal sebuah penelitian bisa diperoleh dari berbagai sumber akademik maupun non-akademik. Bisa jadi inspirasi itu diperoleh dari sebuah buku, perkuliahan mengenai kajian penerjemahan, atau karya teman sejawat. Mungkin saja ide itu muncul setelah membaca Harry Potter lalu ingin tahu bagaimana ketika diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, Indonesia, dll.Â
Atau ketika berusaha mengumpulkan petunjuk-petunjuk kemasan produk baru kemudian merasa penasaran bagaimana hasil terjemahannya. Atau bisa jadi ketika sedang  bermain video game lalu muncul pertanyaan, siapakah yang telah menerjemahkan soundtrack game dari bahasa Jepang ke bahasa Inggris dalam game tersebut. Atau mungkin juga ketika hendak minum obat batuk lalu penasaran melihat hasil terjemahannya.
      Gagasan awal ini menjadi menarik , namun bisa jadi sudah pernah diteliti?  Atau mungkin terlalu sulit? Tidak layak untuk diteliti? Dan seterusnya. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul, sebaiknya dipahami terlebih dahulu kondisi penelitian terbaru.
      Ada dua alasan mengapa hal ini menjadi penting: pertama, penelitian bertujuan untuk menambah pengetahuan; maka jangan mengulang penelitian yang sama, karena hanya akan buang-buang waktu. Kedua, penelitian tidak terjadi di ruang hampa; penelitian selalu terkait dengan yang pernah ada sebelumnya. Meskipun hal itu dianggap kurang penting, sebaiknya dijelaskan saja semua pendapat yang dapat memberikan penjelasan mengenai pendekatan yang akan dilakukan.
      Penelitian penerjemahan akan tumbuh jika hipotesisnya selalu dikembangkan dan selalu diasah. Oleh karena itu, sebaiknya carilah penelitian-penelitian baru yang berkenaan dengan topik yang akan diteliti. Beberapa karya acuan yang mungkin dapat membantu menemukan ide awal untuk meneliti penerjemahan, misalnya kajian tentang bibliografi penerjemahan, penerjemahan abstrak, penerjemahan kamus, encyclopedia yang banyak diteliti oleh para peneliti, seperti Bowker (2000), Olohan (1998), Shuttleworth dan  Cowle (1997), Classe (2000), Baker (1998), Chesterman (1997), dan Munday (2001).
      Adapun gagasan-gagasan awal yang perlu dilakukan oleh seorang peneliti penerjemahan antara lain adalah: mengidentifikasi topik dan membuat pertanyaan penelitian. Membuat rencana proyek penelitian, misalnya waktu penelitian, kapan memulai, selesai, dan untuk berapa lama. Menentukan metodologi dan konsep penelitian. Memberikan penejelasan mengenai bagaimana menyajikan penelitian; dan membahas hal-hal yang berhubungan dengan kriteria penelitian.
      Dengan demikian, artikel ini diharapkan dapat memberikan gambaran umum pagi para pembaca yang hendak melakukan penelitian penerjemahan. Pendek kata, pembaca mendapatkan gambaran umum bagaimana memilih bidang kajian penerjemahan, mencari topik dari berbagai literatur, membaca dan berfikir, merumuskan pertanyaan penelitian, dan membuat perencanaan penelitian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H