Mohon tunggu...
Mohammad Sidik Nugraha
Mohammad Sidik Nugraha Mohon Tunggu... Editor - Textpreneur

Penyunting dan penerjemah buku berpengalaman 15 tahun lebih. Berbagi tulisan bermanfaat di media cetak dan daring.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Angka Dulu atau Negara Dulu?

22 Agustus 2017   10:56 Diperbarui: 22 Agustus 2017   14:32 1579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: dok.pribadi

Menjelang 17 Agustus yang baru lalu, beberapa teman menyebarkan informasi dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Badan Bahasa). Intinya tentang penulisan ungkapan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia.

Saya tertarik dengan urutan kata yang ditekankan dalam info itu.

"Ulang tahun Republik Indonesia ke-72" dianggap salah.

"Ulang tahun ke-72 Republik Indonesia" dinyatakan benar.

Muncul pertanyaan:

Apakah "Republik Indonesia" menerangkan "ulang tahun ke-72" atau "ke-72" menerangkan "ulang tahun Republik Indonesia"?

Badan bahasa mendahulukan "ke-72" ketimbang "Republik Indonesia" untuk menerangkan "ulang tahun" yang menjadi inti frasa. Jika tidak ada kata lain yang mengikat "ulang tahun", penulisan "ulang tahun ke-72" memang pas. Namun, dalam info dari Badan Bahasa itu ada "Republik Indonesia" sebagai frasa pemilikan. Selain itu, numeralia tingkat "ke-72" berfungsi sebagai keterangan dan biasanya dapat didahului kata "yang". 

Saya pun menyisipkan "yang" sehingga frasa nominal dalam info itu menjadi:

"Ulang tahun yang ke-72 Republik Indonesia" dan "Ulang tahun Republik Indonesia yang ke-27". Mana yang lebih pas?

Betul, jika ditulis "ulang tahun Republik Indonesia (yang) ke-72", maknanya bisa rancu dan sebagian orang mungkin bertanya, "Yang ke-72 itu ulang tahun atau Republik Indonesia?" Memangnya, di dunia ini Republik Indonesia ada berapa?

Untuk membuktikan keterikatan "ulang tahun" dan "Republik Indonesia", saya mengganti "Republik Indonesia" dengan pronomina "-nya".

"Pada perayaan ulang tahunnya (yang) ke-72, Republik Indonesia mendapatkan hadiah manis, yaitu kemenangan timnas sepakbola atas Filipina dan medali emas dari cabang panahan SEA Games 2017."

Bandingkan dengan:

"Pada perayaan ulang tahun ke-72-nya, Republik Indonesia mendapatkan hadiah manis, yaitu kemenangan timnas sepakbola atas Filipina."

Mana yang lebih pas: "ulang tahun ke-72-nya" atau "ulang tahunnya (yang) ke-72"?

Contoh lain, Pak Surya dan Bu Wulan telah menikah selama 40 tahun. Mereka mengirim undangan untuk memperingatinya. Kira-kira, mereka menulis "syukuran ulang tahun perkawinan kami yang ke-40" atau "syukuran ulang tahun ke-40 perkawinan kami"?

Jika numeralia tingkat diletakkan di akhir frasa sepanjang apa pun, itu tetap berterima alias pas. Contoh: "Peringatan Detik-Detik Proklamasi dan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-72".

 *   

Jika diperlukan, penggunaan kata "yang" sebelum numeralia tingkat bisa membuat makna terasa semakin utuh. Namun, saya memperhatikan penutur bahasa Indonesia, terutama dalam kaitannya dalam teks terjemahan dari bahasa Inggris, cenderung menghindari kata "yang".

Contohnya, ketika menerjemahkan "the first president of Indonesia", sebagian penerjemah tidak menulis  "Presiden Indonesia yang pertama". Mereka menghindari "yang", tetapi merasa "Presiden Indonesia pertama" kurang pas, jadi menulis "presiden pertama Indonesia" dan lama-lama semakin terbiasa dengan pola itu.

Jika saya mendarat di Asgardia besok atau lusa, apakah beritanya berbunyi "Moh. Sidik Nugraha, orang pertama Indonesia yang mendarat di Asgardia" atau "Moh. Sidik Nugraha, orang Indonesia pertama yang mendarat di Asgardia"?

*    

Pada 17 Agustus 2045, sesosok alien berkode MSN mengobrol dengan temannya yang berkode MSG, "Ini negara mana yang ulang tahun, kok heboh banget?"

"Republik Indonesia," jawab MSG.

"Ulang tahun Republik Indonesia yang keberapa?" tanya MSN.

 "Ulang tahun Republik Indonesia yang ke-100," jawab MSG secara lengkap.[]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun