Selain harganya terjangkau, operasional pesawat itu juga tak terlalu mahal. “Saya terbang dari Banda Aceh ke Aceh Singkil sekitar satu jam lebih hanya menghabiskan 30 liter pertamax. Kalau kita genapkan saja harga pertamax satu liter Rp 10.000,- kan baru Rp 300 ribu. Berapa jam kita hemat waktu? Bahkan kita bisa pulang hari,” jelas Irwandi.
Gubernur Irwandi memang sosok yang eksentrik dan penuh trik. Selain memiliki hobi menerbangkan pesawat sendiri (barangkali hobi ini tak dimiliki gubernur lain di Indonesia), dia juga sosok kontroversial. Cara bertindaknya kadang kala sedikit ektrem dan melampaui cara berpikir kebanyakan orang.
Lihatlah satu kali tatkala ia mempraktikkan wisata gerilya di jalan-jalan setapak yang pernah dilalui pasukan GAM semasa pertempuran dahulu. Kontan saja ide “gila” Irwandi ini banyak ditentang mantan kombatan GAM. “Saya tidak tahu mengapa mereka tak setuju. Barangkali takut ketahuan masih ada sisa senjata di hutan,” kelakar Irwandi Yusuf.
Di sela diskusi panjang hampir tiga jam, setelah itu, segalanya bisa saja berubah. Dan jika konstituen tahu, atau cerdas menjatuhkan pilihannya kelak, sesungguhnya Irwandi—dilihat dari pengalaman dan kemampuan—adalah sosok yang sangat pantas memimpin Aceh lima tahun ke depan.
Ya, 15 Februari 2017 (hari pemungutan suara) merupakan langkah “pertempuran” Irwandi berikutnya untuk merebut kursi gubernur Aceh yang pernah lepas darinya. Suami Darwati A. Gani ini harus full speed menggerakkan seluruh mesin politiknya hingga wilayah terdalam. Agar romantisisme rakyat di “rumah mewah” JKA selalu terbawa rindu seorang pilot yang tak pernah takut ketinggian dan kematian.
MOHSA EL RAMADAN
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H