Dengan demikian, meskipun terjadi bencana penanganannya bisa berjalan aman dan tertib. Tidak perlu ada lagi cerita penonton yang terinjak-injak saat melakukan evakuasi.
4. Paham BHD dan Keslap
Meskipun jika terjadi masalah kesehatan dapat ditangani oleh tim medis, tapi bagimana jika yang mengalami masalah tersebut banyak?
Seperti saat Tragedi Kanjuruhan ketika aparat keamanan menembakan gas air mata ke tribune penonton yang mengakibatkan penonton sulit bernafas dan mata perih. Tim medis tentunya akan kesulitan untuk menanganinya.
Maka dari itu, steward juga harus dibekali dengan pemahaman Bantuan Hidup Dasar (BHD) dan kesehatan lapangan (keslap). Steward yang posisinya lebih dekat dengan penonton harus bisa memberikan pertolongan pertama kepada penonton yang mengalami masalah kesehatan. Sehingga risiko terjadinya korban jiwa dapat diminimalisir.
Baca juga: Satu Tahun Tragedi Kanjuruhan: Belum Tuntas, Keluarga Korban Masih Mencari Keadilan
Pada akhirnya, menciptakan keamanan, keselamatan, hingga kenyamanan saat menonton pertandingan sepak bola tidak cukup dilakukan oleh steward saja. Perlu adanya kerja sama setiap elemen yang ada di dalam stadion.
Kedewasaan penonton juga sangat penting. Jangan sampai penonton melakukan tindakan-tindakan yang dapat memicu kerusuhan.
Saat ini, PSSI dan PT LIB selaku operator liga Indonesia menerapkan aturan pelarangan suporter tim tamu hadir ke stadion. Meskipun begitu, masih saja ada kerusuhan yang dilakukan penonton.
Bukan hanya penonton, tapi pemain, pelatih, hingga wasit juga bisa menjadi pemicu terjadinya kerusuhan. Sehingga pemain jangan sampai melakukan tindakan provokatif.Â
Wasit juga jangan sampai memberikan keputusan yang kontroversial saat memimpin laga. Itu semua bisa memancing kemarahan para penonton.