Juwariyah, seorang ibu yang anak ketiganya meninggal dunia akibat Tragedi Kanjuruhan mengatakan, "Seperti kiamat rasanya dunia ini. Saya akan berjuang sampai keadilan saya dapat." (Ig/panditfootball).
Saking tertekannya ditinggal pergi untuk selamanya oleh orang yang dicintai, bisa mengakibatkan kematian lainnya.
Cahaya, seorang anak yang ayah dan kakaknya meninggal dunia akibat Tragedi Kanjuruhan harus dibawa ke rumah sakit. Ia sakit karena teramat sedih dan tertekan berat atas kepergian ayah dan kakaknya, hingga pada akhirnya ia pun meninggal dunia.
Kematian memang adalah suatu hal yang pasti terjadi untuk setiap makhluk yang bernyawa, termasuk manusia. Tapi bagaimana jika kematian itu berasal dari sebuah tragedi?
Sesungguhnya Tragedi Kanjuruhan ini tidak akan terjadi jika semua pihak yang terlibat bisa melakukan pencegahan. Tapi di kita itu pencegahan baru akan datang setelah peristiwa terjadi. Mungkin itu yang dimaksud dengan aneh tapi nyata.
Menurut temuan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF), pihak-pihak yang terlibat dalam tragedi ini yaitu PSSI, PT LIB, panitia pelaksana, aparat keamanan, Security Officer, dan Suporter.
Melalui proses yang cukup panjang, bahkan sampai masuk ke tahap kasasi MA, akhirnya pada bulan lalu pihak-pihak tersebut sudah diadili. Sayangnya keputusan MA masih dianggap tidak adil oleh banyak orang.
Sehingga mendorong keluarga korban dan orang-orang yang bersimpati terus menurus mencari keadilan. Satu tahun Tragedi Kanjuruhan, belum tuntas!
"Kematian bukanlah tragedi, kecuali jika kita curi dari Tuhan hak untuk menentukannya." (Emha Ainun Nadjib, 1995).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H