Namun, dibalik kesuksesan tersebut MKRI pernah mengalami sisi gelap. Pada tahun 2013 yang lalu, masyarakat dihebohkan dengan adanya kasus suap kepada hakim MK yang juga menjadi ketua MK pada saat itu, Akil Mochtar. Selain itu, pada tahun 2017 juga terjadi kasus suap terhadap hakim MK Patrialis Akbar.
Kedua kasus ini sempat menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap MKRI. Saya masih ingat ketika kasus ini sedang heboh-hebohnya, masyarakat di sekitar saya banyak yang mengemukakan kekecewaannya terhadap MKRI. Ada yang mengatakan, "Harus mencari keadilan kemana kalau ketua MKnya saja disuap?". Ada juga yang mengatakan "Hukum bisa dibeli dengan uang." dan masih banyak ungkapan kekecewaan lainnya.
Guru saya pernah berkata bahwa menjadi hakim tidak cukup hanya menjunjung keadilan saja, tapi juga harus bisa bersikap jujur dan bijaksana. Sebagai wakil Tuhan di muka bumi ini, seorang hakim harus bertindak benar. Begitu pula dengan hakim MK yang terlibat langsung dalam menata tatanan negara.
Dilihat dari laman mkri.id, hakim MK berjumlah 9 orang dengan rincian 3 orang dipilih oleh presiden, 3 orang dipilih oleh DPR, dan sisanya dipilih oleh MA. Presiden dan DPR sangat erat kaitannya dengan partai politik. Sehingga jangan sampai hakim yang dipilih oleh presiden dan DPR diintervensi oleh partai politik.
MKRI harus memiliki independensi yang kuat sehingga bebas dari campur tangan partai politik atau pihak eksternal yang lainnya. Selain itu, juga harus memiliki integritas yang baik dengan menjunjung tinggi etika dan moralitas.
Semoga dihari jadi yang ke-20 tahun ini, MKRI bisa memainkan perannya dengan baik, adil, jujur, bijaksana, independen, dan berintegritas. Semoga MKRI menjadi lembaga yang lebih baik lagi kedepannya.
Catatan dan harapan ini murni sebagai pendapat pribadi. Bukan sebagai bentuk kebencian, tetapi sebagai bentuk kepedulian saya terhadap MKRI. Itulah beberapa catatan dan harapan saya sebagai warga negara Indonesia untuk MKRI. Bagaimana dengan harapan kalian?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H