Pembayaran akan secara otomatis dikonversi dari ringgit ke rupiah dengan kurs yang berlaku pada saat itu. Lagi-lagi dolar AS akan ditinggalkan.
- “Sea” sebagai Mata Uang ASEAN
Bayangkan jika negara-negara anggota ASEAN memiliki mata uang tunggal. Anggap saja mata uang ASEAN dinamakan “sea” (merupakan kependekan dari southeast asian). Seperti halnya euro yang menjadi mata uang di Uni Eropa. Transaksi lintas negara tentunya akan lebih mudah, praktis, dan secara makro akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Tenggara.
Mata uang euro yang hadir di tahun 1999, saat ini nilainya lebih kuat dibandingkan dolar AS yang sudah ada dari tahun 1700-an. 1 euro setara dengan 1,09 dolar AS (20/06/2023). Padahal dolar AS sejauh ini menjadi mata uang yang banyak diperdagangkan di dunia.
Jika sea sebagai mata uang tunggal yang digunakan di ASEAN, maka dolar AS akan semakin ‘ditendang’ lebih jauh dari ASEAN. Melihat besarnya potensi ekonomi di ASEAN, tidak menutup kemungkinan sea akan menjadi salah satu mata uang terkuat di dunia.
Terakhir, membangun konektivitas sistem pembayaran di ASEAN tentu saja tidak akan mudah. Perlu adanya kerja sama dari berbagai pihak untuk mewujudkannya. Semoga ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dunia dapat terwujud.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H