Mohon tunggu...
Moh Nurkholis
Moh Nurkholis Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN

setiap hari adalah kesempatan untuk belajar dan menjadi versi terbaik dari dirimu sendiri

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Hubungan Filsafat dan Ideologi

11 Agustus 2024   21:30 Diperbarui: 11 Agustus 2024   21:33 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Soejono Soemargono (1986) dalam Slamet Sutrisno (1986) secara umum mengartikan ideologi adalah sekumpulan keyakinan-keyakinan, kepercayaan-kepercayaan, gagasan-gagasan yang menyangkut serta mengatur tingkah laku sekelompok manusia tertentu dalam berbagai bidang kehidupan. Bidang kehidupan itu secara garis besar ada lima hal yaitu bidang politik (termasuk di dalamnya bidang pertahanan/keamanan), sosial, ekonomi, kebudayaan, dan keagamaan.

Dalam pembahasan ilmu, ideologi merupakan ilmu gagasan yang mempelajari tentang asal usul ide yang berkaitan dengan hidup bermasyarakat. Kajian dari ideologi dapat diambil dari akar filsafat dan agama. Dalam memahami ideologi, terdapat tiga aliran, yaitu: a) pendekatan melalui aliran ideologi yang didasarkan pada asumsi tentang bagaimana manusia mendapatkan pengetahuan; b) pendekatan yang didasari oleh aspek psikologis yang menjadi ranah (domain) ideologi; dan c) pendekatan historis berdasarkan kronologi pada waktu-waktu dicetuskannya konsep ideologi tersebut.

Berdasarkan asumsi ketiga aliran tersebut, maka pengertian ideologi dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok umum, yaitu: a) ideologi sebagai seperangkat nilai dan aturan tentang kebenaran yang dianggap alamiah, universal dan menjadi rujukan bagi tingkah laku manusia, termasuk dalam kelompok aliran rasionalisme-idealis; dan b) ideologi sebagai studi yang mengkaji tentang bagaimana ide-ide tentang berbagai hal diperoleh manusia dari pengalaman serta tertata dalam untuk dapat membentuk kesadaran dan mempengaruhi tingkah laku manusia. 

Dalam kehidupan bermasyarakat, suatu ideologi perlu mengandung tiga dimensi penting, yaitu realita, idealisme, dan fleksibilitas. Ketiga dimensi ini diharapkan dapat memelihara relevansinya yang tinggi terhadap perkembangan aspirasi masyarakat dan tuntutan perubahan zaman. Kehadiran dimensi ini saling berkaitan, mengisi dan memperkuat suatu ideologi yang tahan uji dari masa ke masa.

Ideologi ditinjau dari dimensi realita mengandung makna bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung di dalam dirinya bersumber dari nilai-nilai riil yang hidup didalam masyarakat. Ketika ideologi ini lahir, masyarakat dapat merasakan dan menghayati bahwa nilai-nilai dasar itu adalah milik mereka bersama. 

Dalam dimensi idealisme, suatu ideologi perlu mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam berbagai kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kehadiran dimensi ini diharapkan agar masyarakat dapat memahami dan mengetahui ke arah mana ideologi tersebut membangun kehidupan bermasyarakat.

HUBUNGAN FILSAFAT DAN IDEOLOGI

Ideologi sebagai suatu rangkaian kesatuan cita-cita yang mendasar dan menyeluruh dan yang mengkait menjadi suatu sistem pemikiran yang logis, adalah bersumber pada filsafat. Filsafat yang scara harafiah mengandung arti kegandrungan mencari hikmah kebenaran dan arif kebijaksanaan dalam hidup dan kehidupan selalu berusaha memperoleh suatu pandangan menyeluruh bersatu dari pada hakekat alam semesta raya, dimana manusia itu hidup.

Dalam kaitannya dengan filsafat, Roeslan Abdulgani (1986) dalam Slamet Sutrisno (1986) berpendapat bahwa ideologi dapat dikatakan sebagai hasil filsafat yang sudah datang kepada kesimpulan, yang seakan-akan sudah tegak dan mantap dalam sikap dan pendirian hidupnya, dan yang tidak lagi terbang diawang renungan.

Filasafat adalah sebuah pemikiran kritis untuk melogikakan sesuatu, sehingga filsafat menjadi akar dari setiap ilmu pengetahuan, sedangkan ideologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang cita-cita. Sudah tentu keterkaitan antara keduanya sangat terlihat, apabila tidak ada sistem filsafat akankah ideologi ada? 

Tanpa adanya filsafat, ideologi tidak akan ada.  Setiap ideologi bersumber dari filsafat. Filsafat lahir dari perenungan dan pencarian jadi diri sehingga lahirlah cita-cita dan tujuan yang menjadi landasan hidup seseorang atau suatu kelompok sehingga hal tersebut menjadi identitas bagi pemilik ideologi tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun