Mohon tunggu...
Moh Nurkholis
Moh Nurkholis Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN

setiap hari adalah kesempatan untuk belajar dan menjadi versi terbaik dari dirimu sendiri

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Hubungan Filsafat dan Ideologi

11 Agustus 2024   21:30 Diperbarui: 11 Agustus 2024   21:33 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ideologi sebenarnya bersumber pada suatu sistem filsafat, dan merupakan pelaksanaan sistem filsafat. Atas dasar asas teoritis, maka tidak mungkin suatu bangsa menganut dan melaksanakan sistem ideologi yang tidak bersumber pada filsafat hidup atau filsafat negara mereka sendiri. Mengingat ideologi nasional bersumber dari filsafat hidup dan filsafat negara mereka sendiri, maka wujud nilai-nilai dasarnya cenderung terpadu.

Untuk membuktikan pada teoritis-filosofis itu, dapat diberikan contoh ideologi yang bersumber dari filsafat tertentu yakni komunisme, dan Pancasila. Komunisme bersumber pada filsafat materialisme, melahirkan faham atheisme serta faham perjuangan kelas dan diktator proletariat. Pancasila bersumber dari filsafat bangsa Indonesia sendiri sejak dahulu kala dalam ‘triprakoro’ (istilah Notonagoro) yaitu adat-istiadat, kebudayaan, dan religi. Kemudian dengan pemikiran yang mendalam para ‘founding fathers’ menjadikan Pancasila sebagai ideologi Negara

Untuk lebih jelasnya bahwa ideologi sebenarnya bersumber pada suatu sistem filsafat berikut ini dibahas mengenai masalah filsafat dan ideologi serta kaitan antara filsafat dan ideologi.

FILSAFAT

Filsafat merupakan ilmu yang sudah sangat tua. Bila kita membicarakan filsafat maka pandangan kita akan tertuju jauh ke masa lampau di zaman Yunani Kuno. Pada masa itu semua ilmu dinamakan filsafat. Dari Yunanilah kata filsafat ini berasal, yaitu dari kata philos dan sophia. Philos artinya cinta yang sangat mendalam, dan sophia artinya kebijakan atau kearifan. Istilah filsafat sering dipergunakan secara populer dalam kehidupan sehari-hari, baik secara sadar maupun tidak sadar.

Dalam penggunaan populer, filsafat dapat diartikan sebagai suatu pendirian hidup (individu) dan dapat juga disebut sebagai pandangan masyarakat (masyarakat). Mungkin anda pernah bertemu dengan seseorang dan mengatakan: filsafat hidup saya adalah hidup seperti oksigen, menghidupi orang lain dan diri saya sendiri. Atau orang lain lagi mengatakan: Hidup harus bermanfaat bagi orang lain dan dunia. Ini adalah contoh sederhana tentang filsafat seseorang.

Selain itu, masyarakat juga mempunyai filsafat yang bersifat kelompok. Oleh karena manusia itu makhluk sosial, maka dalam hidupnya ia akan hidup bermasyarakat dengan berpedoman pada nilai-nilai hidup yang diyakini bersama. Inilah yang disebut filsafat atau pandangan hidup. Bagi bangsa Indonesia, Pancasila merupakan filsafat bangsa.

Dalam arti terminologi maksudnya arti yang dikandung oleh istilah ‘filsafat’. Lantaran batasan filsafat itu banyak, maka sebagai gambaran dikenalkan beberapa batasan.  Menurut Plato,  Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli. Sedangkan Aristoteles berpendapat bahwa Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika (filsafat keindahan). 

Sidi Gazalba (1974:7) mengatakan bahwa filsafat adalah hasil kegiatan berpikir yang radikal, sistematis, universal. Kata radikal berasal dari bahasa Latin radix yang artinya akar. Filsafat bersifat radikal, artinya permasalahan yang dikaji, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dan jawaban yang diberikan bersifat mendalam sampai ke akar-akarnya yang bagi orang awam mungkin dianggap hal biasa yang tidak perlu dibahas lagi, tetapi filsafat ingin mencari kejelasan makna dan hakikatnya. Misal: Siapakah manusia itu? Apakah hakikat alam semesta ini? Apakah hakikat keadilan?

Tujuan filsafat adalah mencari hakekat dari sesuatu obek/gejala secara mendalam. Hakekat adalah suatu prinsip yang menyatakan sesuatu adalah sesuatu itu. Filsafat adalah usaha untuk mengetahui segala sesuatu. Ada/Being merupakan implikasi dasar. Jadi segala sesuatu yang mempunyai kualitas tertentu pasti dia adalah bieng. Filsafat mempunyai tujuan untuk membicarakan keberadaan. Jadi filsafat membahas lapisan yang terakhir dari segala sesuatu atau membahas masalah-masalah yang paling dasar

Filsafat bersifat sistematis artinya pernyataan-pernyataan atau kajiankajiannya menunjukkan adanya hubungan satu sama lain, saling berkait dan bersifat koheren (runtut). Di dalam tradisi filsafat ada paham-paham atau aliran besar yang menjadi titik tolak dan inti pandangan terhadap berbagai pertanyaan filsafat. 

Misal: aliran empirisme berpandangan bahwa hakikat pengetahuan adalah pengalaman. Tanpa pengalaman, maka tidak akan ada pengetahuan. Pengalaman diperoleh karena ada indera manusia yang menangkap objek-objek di sekelilingnya (sensasi indera) yang kemudian menjadi persepsi dan diolah oleh akal sehingga menjadi pengetahuan.

Filsafat bersifat universal, artinya pertanyaan-pertanyaan dan jawabanjawaban filsafat bersifat umum dan mengenai semua orang. Misalnya: Keadilan adalah keadaan seimbang antara hak dan kewajiban. Setiap orang selalu berusaha untuk mendapatkan keadilan. Walaupun ada perbedaan pandangan sebagai jawaban dari pertanyaan filsafat, tetapi jawaban yang diberikan berlaku umum, tidak terbatas ruang dan waktu. Dengan kata lain, filsafat mencoba mengajukan suatu konsep tentang alam semesta (termasuk manusia di dalamnya) secara sistematis.

Jadi dalam filsafat itu harus refleksi, radikal , dan integral. Refleksi disini berarti manusia menangkap obyeknya secara intensional dan sebagai hasil dari proses tersebut yakni keseluruhan nilai dan makna yang diungkapkan manusia dari obyek-obyek yang dihadapinya. Radikal adalah berasal dari kata radix (berarti akar). Jadi filsafat itu radikal berarti filsafat harus mencari pengetahuan sedalam-dalamnya (sampai keakarakarnya). 

Radikalitas disini berarti dalam pengertian sejauh akal manusia mampu menemukannya, sebab filsafat tidak akan membicarakan yang jelas berada di luar jangkauan akal budi yang sehat. Filsafat tidak membatasi obyeknya seperti ilmuilmu pengetahuan. Disamping itu filsafat itu radikal karena berusaha untuk mencari hakekat dari obyek yang dibahas. 

Filsafat tidak berhenti pada pengetahuan periferis (kulit atau penampakannya) tetapi filsafat ingin menembus hingga inti masalah dengan mencari manakah faktor-faktor yang fundamental yang membentuk adanya sesuatu.

Berfilsafat merupakan salah satu kegiatan manusia yang memiliki peran penting dalam menentukan dan menemukan eksistensinya. Dalam kegiatan ini manusia akan berusaha untuk mencapai kearifn dan kebajikan. Kearifan merupakan hasil dari filsafat dari usaha mencapai hubungan-hubungan antara berbagai pengetahuan dan menentukan implikasinya, baik yang tersurat maupun yang tersurat dalam kehidupan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa berfilsafat merupakan kegiatan berpikir yang khas, yaitu radikal, sistematis dan universal untuk mencari kearifan, kebenaran yang sesungguhnya dari segala sesuatu. Berfilsafat berarti berpikir merangkum (sinopsis) tentang pokok-pokok atau dasar-dasar dari hal yang ditelaahnya.

IDEOLOGI

Jika kita menanyakan apa itu ideologi, banyak orang akan memberi jawaban yang merujuk pada pengertian ideologi sebagai isme atau aliran politik. Dalam konteks kelompok atau masyarakat, ideologi sering digunakan sebagai dasar bagi usaha pembebasan pikiran manusia. Ideologi memiliki pengertian sebagai sekumpulan gagasan yang menjadi panduan bagi sekelompok manusia dalam mencapai tujuan tertentu. 

Dengan cara menurunkan gagasan dalam ideologi dalam sejumlah kerangka aksi dan aturan tindakan, sekelompok manusia membebaskan diri dari sesuatu yang dipersepsi sebagai kekangan atau penindasan

Ideologi berasal dari bahasa Greek terdiri dari kata ‘idea’ dan ‘logia’. Idea berasal dari kata ‘idein’ yang berarti melihat atau suatu rencana yang dibentuk/dirumuskan di dalam pemikiran. Jadi ideologi menurut arti kata adalah pengucapan dari yang terlihat atau pengutaraan apa yang terumus di dalam pikiran sebagai hasil dari pemikiran.

Soejono Soemargono (1986) dalam Slamet Sutrisno (1986) secara umum mengartikan ideologi adalah sekumpulan keyakinan-keyakinan, kepercayaan-kepercayaan, gagasan-gagasan yang menyangkut serta mengatur tingkah laku sekelompok manusia tertentu dalam berbagai bidang kehidupan. Bidang kehidupan itu secara garis besar ada lima hal yaitu bidang politik (termasuk di dalamnya bidang pertahanan/keamanan), sosial, ekonomi, kebudayaan, dan keagamaan.

Dalam pembahasan ilmu, ideologi merupakan ilmu gagasan yang mempelajari tentang asal usul ide yang berkaitan dengan hidup bermasyarakat. Kajian dari ideologi dapat diambil dari akar filsafat dan agama. Dalam memahami ideologi, terdapat tiga aliran, yaitu: a) pendekatan melalui aliran ideologi yang didasarkan pada asumsi tentang bagaimana manusia mendapatkan pengetahuan; b) pendekatan yang didasari oleh aspek psikologis yang menjadi ranah (domain) ideologi; dan c) pendekatan historis berdasarkan kronologi pada waktu-waktu dicetuskannya konsep ideologi tersebut.

Berdasarkan asumsi ketiga aliran tersebut, maka pengertian ideologi dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok umum, yaitu: a) ideologi sebagai seperangkat nilai dan aturan tentang kebenaran yang dianggap alamiah, universal dan menjadi rujukan bagi tingkah laku manusia, termasuk dalam kelompok aliran rasionalisme-idealis; dan b) ideologi sebagai studi yang mengkaji tentang bagaimana ide-ide tentang berbagai hal diperoleh manusia dari pengalaman serta tertata dalam untuk dapat membentuk kesadaran dan mempengaruhi tingkah laku manusia. 

Dalam kehidupan bermasyarakat, suatu ideologi perlu mengandung tiga dimensi penting, yaitu realita, idealisme, dan fleksibilitas. Ketiga dimensi ini diharapkan dapat memelihara relevansinya yang tinggi terhadap perkembangan aspirasi masyarakat dan tuntutan perubahan zaman. Kehadiran dimensi ini saling berkaitan, mengisi dan memperkuat suatu ideologi yang tahan uji dari masa ke masa.

Ideologi ditinjau dari dimensi realita mengandung makna bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung di dalam dirinya bersumber dari nilai-nilai riil yang hidup didalam masyarakat. Ketika ideologi ini lahir, masyarakat dapat merasakan dan menghayati bahwa nilai-nilai dasar itu adalah milik mereka bersama. 

Dalam dimensi idealisme, suatu ideologi perlu mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam berbagai kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kehadiran dimensi ini diharapkan agar masyarakat dapat memahami dan mengetahui ke arah mana ideologi tersebut membangun kehidupan bermasyarakat.

HUBUNGAN FILSAFAT DAN IDEOLOGI

Ideologi sebagai suatu rangkaian kesatuan cita-cita yang mendasar dan menyeluruh dan yang mengkait menjadi suatu sistem pemikiran yang logis, adalah bersumber pada filsafat. Filsafat yang scara harafiah mengandung arti kegandrungan mencari hikmah kebenaran dan arif kebijaksanaan dalam hidup dan kehidupan selalu berusaha memperoleh suatu pandangan menyeluruh bersatu dari pada hakekat alam semesta raya, dimana manusia itu hidup.

Dalam kaitannya dengan filsafat, Roeslan Abdulgani (1986) dalam Slamet Sutrisno (1986) berpendapat bahwa ideologi dapat dikatakan sebagai hasil filsafat yang sudah datang kepada kesimpulan, yang seakan-akan sudah tegak dan mantap dalam sikap dan pendirian hidupnya, dan yang tidak lagi terbang diawang renungan.

Filasafat adalah sebuah pemikiran kritis untuk melogikakan sesuatu, sehingga filsafat menjadi akar dari setiap ilmu pengetahuan, sedangkan ideologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang cita-cita. Sudah tentu keterkaitan antara keduanya sangat terlihat, apabila tidak ada sistem filsafat akankah ideologi ada? 

Tanpa adanya filsafat, ideologi tidak akan ada.  Setiap ideologi bersumber dari filsafat. Filsafat lahir dari perenungan dan pencarian jadi diri sehingga lahirlah cita-cita dan tujuan yang menjadi landasan hidup seseorang atau suatu kelompok sehingga hal tersebut menjadi identitas bagi pemilik ideologi tersebut.

Ideologi merupakan hasil filsafat, ideologi adalah output dari struktur pemikiran yang sudah matang, komplit, serta sintesis berupa tawaran-tawaran terhadap sendi-sendi kehidupan yang lebih kompleks. Ranah epistemologilah (yang bagian dalam filsafat) yang kemudian menentukan kecenderungan dari Ideologi yang dihasilkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun