Reni Baiti Musliha 1 , Moh Nahidhur Rohman2,
1,2Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi
Abstrak
Hutan mangrove merupakan habitat penting bagi kelautan dan sebagai penjaga pantai
dari abrasi. Salah satu daerah yang mempunyai hutan mangrove dan cukup rentan dengan terjadinya
abrasi adalah Desa Tambakrejo , Kecamatan Tugu , Kota Semarang . Kegiatan ini bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran dan pemahaman masayarakat tentang pentingnya mangrove dalam
mencegah terjadi abrasi. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode inkuiri empiris yang dilakukan untuk menemukan dan menggambarkan fenomena serta konteks peran serta yang telah dilakukan oleh masyarakat dalam upaya merehabilitasi ekosistem mangrove wilayah pesisir Pantai Tirang Kota Semarang . Secara umum, kegiatan ini berjalan dengan lancar diharapkan dengan adanya
kegiatan ini, masyarakat Desa Tambakrejo dapat memahami dan mengambil manfaat besar yang
dimiliki oleh mangrove serta mencegah Desa dari abrasi.
Kata kunci : Ekosistem Mangrove, Peranan mangrove, Mencegah Abrasi , SemarangIndonesia merupakan negara maritim
terbesar di dunia yang memiliki laut terluas (3,9
juta km2),pulau terbanyak (17.508 buah), dan
terpanjang ke-2 di dunia setelah Kanada (81.000
km). Namun , kondisi ini harus diwaspadai,
karena kawasan maritim Indonesia merupakan
daerah yang secara tektonik sangat labil, selain
bahwa kawasan ini juga terkenal sebagai salah
satu pinggiran benua yang sangat aktif di muka
bumi. Selain itu, Indonesia juga memiliki
kekayaan gunung berapi, setidaknya dari 240
buah sekitar 70 diantaranya masih aktif
Mangrove adalah jenis tanaman dikotil yang
hidup di habitat air payau dan air laut.
Mangrove merupakan tanaman hasil dari
kegiatan budidaya atau diambil dari alam.
Tanaman mangrove tidak dilindungi/dilarang
untuk memanfaatkan bagian-bagian tanaman
tersebut, misalnya dimanfaatkan untuk dijadikan
bahan baku kosmetik/farmasi atau bahan
tambahan tekstil (Dirjen P2HP, 2015).
Hutan mangrove adalah salah satu jenis
hutan yang banyak ditemukan pada kawasan
muara dengan struktur tanah rawa dan/atau
padat. Mangrove menjadi salah satu solusi yang
sangat penting untuk mengatasi berbagai jenis
masalah lingkungan terutama untuk mengatasi
kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh
rusaknya habitat untuk hewan. Kerusakan ini
tidak hanya berdampak untuk hewan tapi juga
untuk manusia. Mangrove telah menjadi
pelindung lingkungan yang sangat besar (Alan et
al., 2017).
Hutan mangrove mempunyai fungsi ekologis
yang cukup banyak. Kawasan mangrove
menyediakan jasa lingkungan yang sangat besar,
yaitu perlindungan pantai dari abrasi oleh
ombak, pelindung dari tiupan angin, penyaring
intrusi air laut ke daratan, menyerap kandungan
logam berat yang berbahaya serta menyaring
bahan pencemar, pengatur iklim mikro, serta
sebagai stok karbon. Hutan mangrove juga
berperan sebagai habitat atau tempat tinggal
berbagai jenis biota laut, tempat mencari makan
(feeding ground), tempat asuhan dan
pembesaran (nursery ground), tempat
pemijahan (spawning ground). Serta berperan
sebagai tempat singgah migrasi berbagai jenis
burung. Melihat berbagai fungsi tersebut, maka
keberadaan hutan mangrove akan memberi
dampak bagi kondisi lingkungan di kawasan
pesisir. Hutan mangrove biasa ditemukan di
sepanjang pantai daerah tropis dan subtropis,
antara 32 Lintang Utara dan 38 Lintang Selatan.
Kondisi hutan mangrove di pesisir Kota
Semarang sejak lama mengalami degradasi
secara luas, akibat dari abrasi dan perubahan
lahan. Kelurahan Tugurejo terletak di wilayah
pesisir Semarang bagian barat dengan mayoritas
masyarakatnya bermata pencaharian sebagai
petani tambak. Abrasi terjadi pada pesisir Laut
Jawa, maka secara langsung masyarakat
mengalami dampak negatif. Permasalahan yang
muncul antara lain tergerusnya daratan yang
mengakibatkan penyempitan luasan tambak,
abrasi dan rob yang menyebabkan hilangnya
tambak serta menurunnya kualitas air tambak
secara drastis sehingga menyebabkan kuantitas
dan kualitas produksi tambak menurun. Kondisi
lingkungan akibat pembangunan belasan
industri di sekitar wilayah kelurahan tersebut
telah memperburuk keadaan karena keluaran
limbah industri berupa limbah kimia. Sungai
Tapak yang berada di wilayah tersebut
merupakan andalan dalam penyediaan air tawar
dan saluran irigasi pertanian, saat ini telah
tercemar limbah rumah tangga dan limbah
industri. Kondisi ini menyebabkan kualitas air
menurun dan membahayakan ikan-ikan yang
dibudidayakan dalam tambak (Ermiliansa et al.,
2014).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H