Mohon tunggu...
MOH NAHIDHUR ROHMAN
MOH NAHIDHUR ROHMAN Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa biologi UIN Walisongo Semarang

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Peran Mangrove dalam Upaya Mencegah Abrasi di Pesisir Pantai Tirang Semarang

31 Oktober 2022   17:04 Diperbarui: 31 Oktober 2022   17:11 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Reni Baiti Musliha 1 , Moh Nahidhur Rohman2,

1,2Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi

Abstrak

Hutan mangrove merupakan habitat penting bagi kelautan dan sebagai penjaga pantai

dari abrasi. Salah satu daerah yang mempunyai hutan mangrove dan cukup rentan dengan terjadinya

abrasi adalah Desa Tambakrejo , Kecamatan Tugu , Kota Semarang . Kegiatan ini bertujuan untuk

meningkatkan kesadaran dan pemahaman masayarakat tentang pentingnya mangrove dalam

mencegah terjadi abrasi. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode inkuiri empiris yang dilakukan untuk menemukan dan menggambarkan fenomena serta konteks peran serta yang telah dilakukan oleh masyarakat dalam upaya merehabilitasi ekosistem mangrove wilayah pesisir Pantai Tirang Kota Semarang . Secara umum, kegiatan ini berjalan dengan lancar diharapkan dengan adanya

kegiatan ini, masyarakat Desa Tambakrejo dapat memahami dan mengambil manfaat besar yang

dimiliki oleh mangrove serta mencegah Desa dari abrasi.

Kata kunci : Ekosistem Mangrove, Peranan mangrove, Mencegah Abrasi , SemarangIndonesia merupakan negara maritim

terbesar di dunia yang memiliki laut terluas (3,9

juta km2),pulau terbanyak (17.508 buah), dan

terpanjang ke-2 di dunia setelah Kanada (81.000

km). Namun , kondisi ini harus diwaspadai,

karena kawasan maritim Indonesia merupakan

daerah yang secara tektonik sangat labil, selain

bahwa kawasan ini juga terkenal sebagai salah

satu pinggiran benua yang sangat aktif di muka

bumi. Selain itu, Indonesia juga memiliki

kekayaan gunung berapi, setidaknya dari 240

buah sekitar 70 diantaranya masih aktif

Mangrove adalah jenis tanaman dikotil yang

hidup di habitat air payau dan air laut.

Mangrove merupakan tanaman hasil dari

kegiatan budidaya atau diambil dari alam.

Tanaman mangrove tidak dilindungi/dilarang

untuk memanfaatkan bagian-bagian tanaman

tersebut, misalnya dimanfaatkan untuk dijadikan

bahan baku kosmetik/farmasi atau bahan

tambahan tekstil (Dirjen P2HP, 2015).

Hutan mangrove adalah salah satu jenis

hutan yang banyak ditemukan pada kawasan

muara dengan struktur tanah rawa dan/atau

padat. Mangrove menjadi salah satu solusi yang

sangat penting untuk mengatasi berbagai jenis

masalah lingkungan terutama untuk mengatasi

kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh

rusaknya habitat untuk hewan. Kerusakan ini

tidak hanya berdampak untuk hewan tapi juga

untuk manusia. Mangrove telah menjadi

pelindung lingkungan yang sangat besar (Alan et

al., 2017).

Hutan mangrove mempunyai fungsi ekologis

yang cukup banyak. Kawasan mangrove

menyediakan jasa lingkungan yang sangat besar,

yaitu perlindungan pantai dari abrasi oleh

ombak, pelindung dari tiupan angin, penyaring

intrusi air laut ke daratan, menyerap kandungan

logam berat yang berbahaya serta menyaring

bahan pencemar, pengatur iklim mikro, serta

sebagai stok karbon. Hutan mangrove juga

berperan sebagai habitat atau tempat tinggal

berbagai jenis biota laut, tempat mencari makan

(feeding ground), tempat asuhan dan

pembesaran (nursery ground), tempat

pemijahan (spawning ground). Serta berperan

sebagai tempat singgah migrasi berbagai jenis

burung. Melihat berbagai fungsi tersebut, maka

keberadaan hutan mangrove akan memberi

dampak bagi kondisi lingkungan di kawasan

pesisir. Hutan mangrove biasa ditemukan di

sepanjang pantai daerah tropis dan subtropis,

antara 32 Lintang Utara dan 38 Lintang Selatan.

Kondisi hutan mangrove di pesisir Kota

Semarang sejak lama mengalami degradasi

secara luas, akibat dari abrasi dan perubahan

lahan. Kelurahan Tugurejo terletak di wilayah

pesisir Semarang bagian barat dengan mayoritas

masyarakatnya bermata pencaharian sebagai

petani tambak. Abrasi terjadi pada pesisir Laut

Jawa, maka secara langsung masyarakat

mengalami dampak negatif. Permasalahan yang

muncul antara lain tergerusnya daratan yang

mengakibatkan penyempitan luasan tambak,

abrasi dan rob yang menyebabkan hilangnya

tambak serta menurunnya kualitas air tambak

secara drastis sehingga menyebabkan kuantitas

dan kualitas produksi tambak menurun. Kondisi

lingkungan akibat pembangunan belasan

industri di sekitar wilayah kelurahan tersebut

telah memperburuk keadaan karena keluaran

limbah industri berupa limbah kimia. Sungai

Tapak yang berada di wilayah tersebut

merupakan andalan dalam penyediaan air tawar

dan saluran irigasi pertanian, saat ini telah

tercemar limbah rumah tangga dan limbah

industri. Kondisi ini menyebabkan kualitas air

menurun dan membahayakan ikan-ikan yang

dibudidayakan dalam tambak (Ermiliansa et al.,

2014).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun