Dialektika: Cara Memahami Perubahan
Dalam Madilog, Tan juga ngajarin konsep dialektika, yang awalnya dikembangkan oleh filsuf-filsuf seperti Hegel dan Marx. Intinya, dialektika adalah cara berpikir yang ngeliat dunia sebagai sesuatu yang dinamis dan terus berubah. Gua rasa, ini cocok banget buat kita yang hidup di dunia serba cepat kayak sekarang. Perubahan adalah hal yang pasti, dan Madilog ngajarin kita buat nggak cuma adaptasi, tapi juga ngerti pola di balik perubahan itu.
Misalnya, dalam dunia teknologi. Dulu kita cuma kenal telepon rumah, sekarang semua udah pake smartphone. Kalau lo pake pendekatan dialektis, lo bisa paham kenapa perubahan itu terjadi dan gimana cara kita buat ikut berperan di dalamnya. Tan ngajarin kita buat nggak takut sama perubahan, tapi malah ngeliatnya sebagai peluang.
Logika: Senjata Berpikir Kritis
Bagian terakhir dari Madilog adalah logika, dan ini menurut gua bagian yang paling penting. Logika adalah alat buat kita bikin argumen yang kuat dan nggak gampang dibantah. Dalam dunia yang penuh debat kayak sekarang, logika adalah senjata utama kita. Tan ngajarin kita buat selalu ngedukung pendapat kita dengan bukti dan alasan yang jelas.
Sebagai mahasiswa, gua ngerasa logika itu penting banget. Banyak banget isu-isu yang bikin kita emosional, tapi kalau nggak pake logika, argumen kita jadi lemah. Misalnya, waktu ngomongin soal lingkungan, gua sering banget nemu orang yang cuma ngeluh tanpa kasih solusi. Kalau kita pake logika, kita bisa ngasih argumen yang nggak cuma nyalahin, tapi juga kasih jalan keluar.
Warisan Tan Malaka
Sebagai penutup, gua mau bilang kalau Madilog itu bukan cuma buku, tapi juga warisan intelektual yang penting buat bangsa Indonesia. Tan Malaka ngajarin kita buat berpikir kritis, nggak gampang percaya, dan selalu nyari kebenaran. Di era sekarang, gua rasa pemikiran Tan malah makin relevan. Kalau lo mau jadi generasi yang melek literasi dan nggak gampang dibego-begoin, Madilog adalah bacaan wajib.
Seperti kata Tan Malaka sendiri, "Idealisme adalah kemewahan terakhir yang dimiliki pemuda." Dengan membaca Madilog, kita nggak cuma belajar berpikir, tapi juga belajar memperjuangkan kebenaran dengan cara yang intelek. Jadi, kalau lo belum baca, gua cuma mau bilang: buruan baca deh. Karena di balik setiap halaman Madilog, ada semesta pemikiran yang nunggu buat lo eksplorasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H