Piala Dunia U-20 di Indonesia yang semula akan diselenggarakan pada 2021, namun karena masih dalam pandemi Covid-19, membuat ajang tersebut diundur hingga 2023.
Sebanyak 24 negara dari 6 konfederasi lolos sebagai peserta Piala Dunia U-20 di Indonesia. Dari 24 negara tersebut, benua Eropa dan Asia menyumbang paling banyak dengan masing-masing 5 negara.
Dua bulan menjelang dihelatnya Piala Dunia U-20, muncul penolakan-penolakan terhadap Timnas Israel yang juga peserta Piala Dunia U-20.
Tentu tidak banyak yang menyangka jika Timnas Israel bisa lolos ke Piala Dunia U-20. Begitu pun dengan Indonesia yang sebagai tuan rumah pasti juga tidak menyangka negeri Yahudi itu akan lolos.
Penolakan terhadap Timnas Israel menjelang Piala Dunia U-20 di Indonesia dilakukan oleh banyak pihak, mulai dari organisasi kemasyarakatan, partai politik, hingga pejabat daerah.
Beberapa alasan seperti, tidak adanya hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Israel. Lalu amanat Pembukaan UUD 1945, yang jika Indonesia menerima Israel, berarti Indonesia tidak menaati konstitusi. Seperti diketahui, Israel sampai saat ini masih melakukan penjajahan terhadap bangsa Palestina.
Alasan lainnya adalah pemberian sanksi kepada Rusia oleh UEFA berupa pelarangan mengikuti kompetisi sepak bola Eropa imbas invasi Rusia ke Ukraina. Dalam hal ini, sebagian masyarakat Indonesia menganggap FIFA telah menerapkan standar ganda kepada Israel karena tidak melakukan hal serupa seperti yang dialami Rusia.
Penolakan Timnas Israel ke Indonesia tentu akan menimbulkan dampak buruk untuk Indonesia, khususnya bagi persepakbolaan Indonesia.
Dikutip dari situs resmi PSSI, ada sembilan dampak buruk yang akan terjadi imbas penolakan Timnas Israel. Pertama, sepak bola Indonesia akan dibekukan oleh FIFA. Kedua, Indonesia bisa dikecam negara lain karena tidak melaksanakan amanat dari FIFA.
Ketiga, Indonesia tidak bisa mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan kalender FIFA. Keempat, Indonesia tidak akan memiliki kesempatan kembali untuk dipilih FIFA sebagai tuan rumah ajang sepak bola.
Kelima, Indonesia bisa dicoret sebagai kandidat tuan rumah Piala Dunia 2034. Keenam, federasi olahraga dunia akan mempertimbangkan untuk tidak menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah olimpiade.
Ketujuh, Indonesia akan dikecam karena bertindak diskriminatif karena mencampuradukkan olahraga dengan politik. Kedelapan, pemain, pelatih, wasit, klub, dan masyarakat dapat kehilangan mata pencaharian.
Dan terakhir, Timnas U-16, U-19, dan U-20 dilarang mengikuti ajang sepak bola internasional karena sanksi pembekuan federasi yang dilakukan oleh FIFA.
Padahal, sudah pernah ada atlet-atlet Israel yang berlaga di Indonesia. Pada 2015, atlet bulu tangkis Israel Misha Zilberman datang ke Indonesia untuk mengikuti Kejuaraan Dunia BWF di Istora Senayan.
Kemudian ada atlet balap sepeda Israel Mikhail Yakovlev yang juga datang ke Indonesia untuk mengikuti kejuaraan dunia UCI Track Nations Cup 2023 di Velodrome Jakarta.
Mengapa mereka tidak mengalami penolakan seramai sekarang?
Sudahlah, biarkan saja Timnas Israel datang ke Indonesia untuk mengikuti Piala Dunia U-20. Ini sudah konsekuensi Indonesia sebagai tuan rumah. Mereka adalah peserta yang lolos dari babak kualifikasi dan berhak untuk mengikuti Piala Dunia U-20.
Lebih baik menjadi tuan rumah yang baik, dan membuktikan jika Indonesia mampu menerima semua peserta dengan baik juga. Daripada menolaknya yang akan membuat Indonesia mendapat konsekuensi tidak hanya dari FIFA, tetapi juga dari dunia internasional.
Pemerintah Indonesia harus melaksanakan janji atau kesanggupan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 yang disampaikan Presiden Joko Widodo kepada Presiden FIFA Gianni Infantino melalui surat yang dikirimkan pada 7 Agustus 2019 lalu.
Sebagai tuan rumah, sudah menjadi kewajiban bagi Indonesia untuk menerima semua negara yang menjadi peserta Piala Dunia U-20.
Dengan menerima Israel sebagai peserta Piala Dunia U-20, tidak akan merubah dukungan Indonesia terhadap Palestina seperti yang disampaikan oleh Dubes Palestina untuk Indonesia.
Namun ketika Indonesia gagal dalam pelaksanaan Piala Dunia U-20 karena alasan penolakan terhadap Israel, hal itu akan memberikan dampak buruk bagi Indonesia dan komitmen Indonesia sebagai penyelenggara acara tingkat dunia dipertanyakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H