Dua alasan itulah yang menjadi latar belakang penulis untuk mengajukan permohonan izin magang di tempat tersebut.
Karena penulis berkeinginan untuk menjadi seorang editor naskah, maka selama kegiatan magang berlangsung, penulis mendapatkan tugas-tugas untuk menyunting beragam jenis naskah.
Mulai dari naskah kumpulan cerpen, naskah mata pelajaran IPA, naskah mata pelajaran Bahasa Indonesia, hingga naskah untuk buku pengayaan.
Menjadi seorang editor naskah ternyata tidaklah mudah, terlebih bagi editor naskah buku-buku pendidikan. Karena banyak hal yang harus diperhatikan bagi seorang editor naskah sebelum melakukan penyuntingan naskah.
Semisal, editor naskah harus membaca modul Panduan Pengeditan Buku Pendidikan yang dikeluarkan oleh Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Kemudian harus menguasai Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi terbaru, Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) edisi terbaru, dan buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
Empat hal tersebut wajib dikuasai oleh seorang editor naskah.
Sebelum diberikan tugas untuk menyunting naskah, penulis terlebih dahulu mendapatkan pengarahan dari pihak penerbit (tempat magang), menjelaskan tentang gambaran pekerjaan yang akan dikerjakan dan sebagainya.
Setelah itu, penulis baru diberikan tugas untuk menyunting naskah dengan tenggat waktu yang sudah ditentukan. Serta harus dikerjakan dengan berpedoman pada empat hal yang sudah disebutkan sebelumnya.
Meskipun jumlah halamannya tidak sama semua, penulis tetap harus bisa menyelesaikan sebelum tenggat waktu yang ditentukan.
Menjadi sedikit kendala bagi penulis ketika menyunting naskah-naskah mata pelajaran di luar dari kompetensi pendidikan penulis pada bidang Sastra Indonesia.
