Ini adalah kegiatan kenduri yang dilaksanakan pada sore hari dan dihadiri langsung oleh sebagian masyarakat. Pada acara ini, biasanya perwakilan dari orang yang punya ewuh-ewuh (acara) akan duduk berdekatan dengan Pak Modin (orang yang memimpin sekaligus membacakan doa pada acara ini). Durasi untuk kegiatan kenduri ini cukup singkat, sekitar 15 menit.
Ini adalah tampilan dari kenduri, terdiri dari: beras, mi instan, teh, gula pasir, dan telur.Â
Ini kegiatan pada malam hari selepas salat Isya, yaitu kegiatan pengajian, membaca Surat Yasin dan tahlil. Sekaligus pembacaan doa yang dipimpin oleh seorang ustaz. Dihadiri oleh anggota keluarga, kerabat dekat, dan masyarakat sekitar. Acara berlangsung selama lebih dari 1 jam.
Alasan pihak keluarga melakukan kegiatan itu karena kegiatan tersebut sudah turun-temurun, apalagi pihak keluarga juga cukup kental akan Islam Kejawennya. Seperti: melakukan nyadran, kenduri, maupun selamatan kematian (anggota keluarga terdahulu). Selain itu, karena keinginan untuk berbagi, dan untuk mendoakan anggota keluarga yang sudah meninggal dunia agar diampuni segala dosanya oleh Tuhan, diterima semua amal ibadahnya, serta mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya.
Dalam hal ini, makna kematian bagi orang Jawa mengacu kepada filosofi Kejawen sangkan paraning dumadi yang berarti (dari mana manusia berasal dan akan ke mana dia kembali).Â
Kegiatan selamatan kematian melibatkan banyak orang, mulai dari pihak keluarga, kerabat dekat, dan juga masyarakat sekitar. Selain itu kegiatan tersebut juga membutuhkan dana yang tidak sedikit. Serta terdapat alasan yang kuat untuk mengadakan kegiatan tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H