Mohon tunggu...
MOH.FAQIH USMAN
MOH.FAQIH USMAN Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya mahasiswa prodi ekonomi syariah universitas Pamulang

....

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pahala membaca Al-Qur'an

5 Januari 2025   06:21 Diperbarui: 5 Januari 2025   06:21 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 ALQURAN adalah kalam Allah SWT, mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad , di tulis dalam mushaf dan diriwayatkan secara mutawatir, serta membacanya adalah termasuk ibadah.

Sebaik-baik manusia yang mempelajari dan mengajarkan Alquran. Sabda Nabi Muhammad : "Sebaik-baik kalian adalah siapa yang memperlajari Alquran dan mengamalkannya." (HR. Bukhari)

Membaca Alquran juga mendatangkan pahala. Rasulullah bersabda: "Siapa saja membaca satu huruf dari Kitab Allah (Alquran), maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya." (HR. At-Tirmidzi).

Dikutip dari buku Tajwid Lengkap Asy-Syafi'i karya Abu Ya'la Kurnaedi, pahala yang disebutkan oleh Abdullah bin Mas'ud adalah: "Aku mendengar Nabi bersabda: 'Barang siapa membaca satu huruf dari Kitabullah maka dia mendapatkan satu pahala, dan satu pahala itu dilipatgandakan menjadi sepuluh pahala. Aku tidak mengatakan alif lam mim sebagai satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf'".

Hadits yang diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi tersebut menunjukkan bahwa pahala yang dimaksudkan khusus untuk orang yang membaca Alquran. Adapun pahala bagi orang yang mendengarkan bacaan Alquran, maka kepastian pahalanya hanya diketahui oleh Allah Ta'ala.

Adapun bagi seseorang yang diam dan menyimak bacaan Alquran serta mengamalkan kandungannya, maka semoga dia memperoleh kebaikan yang banyak. (Fatawa al-Lajnah ad-Daimah lil Buhuts al-Ilmiyyah wal Ifta).

Sementara itu, membaca Alquran memiliki sejumlah keutamaan, salah satunya yakni perniagaan yang tidak pernah merugi.

()

()

"Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah (Alquran) dan melaksanakan shalat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan pahalanya kepada mereka dan menambah karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Mensyukuri"

Kata   (yathluuna) dalam ayat tersebut berasal dari kata tala memilki arti tilawah. Tilawah sendiri ada tiga makna dalam menafsirkan. Pertama makna lafdziyyah yaitu membaca lafadznya. Kedua makna maknawiyah adalah membaca maknanya dan mentadaburi artinya bukan sekedar membaca. Ketiga makna hukmiyah yang berarti  mengamalkan isi kandungannya.

Di dalam Quran dikatakan dalam surat Al An'am ayat 160.

"Barangsiapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya. Dan barangsiapa berbuat kejahatan dibalas seimbang dengan kejahatannya. Mereka sedikit pun tidak dirugikan (dizalimi)."

"Barangsiapa melakukan kebaikan, Allah akan balas 10x lipat. Percayakah kita dengan janji Allah tersebut? Pernah kah kita bersedekah? Apakah Allah balas 10x atau sesuai kebutuhan?", tanya Ustadz Suherman kepada para jamaah mabit di Masjid Daarut Tauhiid Jakarta malam itu.

Beliau melanjutkan pembahasan bahwa balasan sedekah dari Allah tidak terbatas materi. Bisa jadi kesehatan atau keselamatan dari musibah yang nilainya lebih dari sedekah yang dikeluarkan. Meskipun secara tertulis Allah mengatakan akan dibalas 10x lipat, namun makna yang dimaksud Allah membalas sesuai kebutuhan hambanya. Itu berarti bisa lebih, bahkan bisa 100x lipat sesuai kebutuhan.

Dalam ayat lain, surat An Nisa ayat 123.

"Barangsiapa mengerjakan kejahatan, niscaya akan dibalas sesuai dengan kejahatan itu, dan dia tidak akan mendapatkan pelindung dan penolong selain Allah."

Abu Bakar pernah bertanya ke Rasul tentang ayat tersebut. "Apakah setiap keburukan akan Allah balas?". "Ya", jawab Rasulullah. "Bukankah kau pernah merasakan kesedihan, kepedihan atau kesakitan?", lanjut Rasul. "Itulah bentuk balasan dari dosa", jelas Rasulullah.

Misalnya, kita sering sakit kepala. Bisa jadi ada dosa seputar kepala. Seperti su'udzon atau buruk sangka.

Bisa jadi sakit mata yang kita rasakan, adalah karena kita telah lalai dari menundukan pandangan.

Itulah contoh tilawah maknawiyah (hukmiyah), mengaitkan makna dalam Al Quran dengan kehidupan.

Lanjutan dari ayat 29 surat Fatir tadi, "Mereka yang selalu tilawah dan menegakkan sholat". Maksudnya menegakkan sholat, tidak hanya sekedar mengerjakan namun sholat yang berkualitas. Jika sholatnya bagus akan berdampak baik pada kehidupan.

Lalu apa yang dimaksud dengan perdangan yang tidak rugi dalam Surat Fatir ayat 29 tersebut? Pertama, balasan hasanah (kebaikan) dari baca tiap huruf Al quran.

"Kata 'Abdullah ibn Mas'ud, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Siapa saja membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-Qur'an), maka dia akan mendapat satu khasanah (kebaikan). Sedangkan satu kebaikan dilipatkan kepada sepuluh semisalnya. Aku tidak mengatakan alif lm mm satu huruf. Akan tetapi, alif satu huruf, lm satu huruf, dan mm satu huruf," (HR. At-Tirmidzi).

Apakah makna khasanah/kebaikan itu? Pertama manfaat hasanah dalam kehidupan dunia. Diantara bentuk hasanah adalah menjadikan pribadi yang sholeh, keluarga yang sholeh, lingkungan yang baik, rezeki yang berkah, wafat khusnul hatimah. Sedangkan manfaat khasanah di akhirat diantaranya,selamat dari siksa kubur dan dari api neraka. Semua kebaikan yang didapatkan baik di dunia maupun akhirat sumbernya dari khasanah yang Allah berikan.

Yang kedua, yang dimaksud perdangan yang tidak merugi dalam Fatir: 29 adalah Allah ampuni dosa dari tiap hasanah yang didapat dari membaca Al Quran.

"Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga dari kalangan manusia. ' Beliau SAW ditanya, 'Siapa mereka wahai Rasulullah.' Beliau SAW menjawab, 'Mereka adalah Ahlul Qur'an, mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang khusus-Nya." (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)."

Ahli quran juga disejajarkan kedudukannya dengan malaikat. Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah Radhiyallahu 'anha. Beliau berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,  "Orang yang mahir membaca Al-Qur'an, dia berada bersama para malaikat yang terhormat dan orang yang terbata-bata di dalam membaca Al-Qur'an serta mengalami kesulitan, maka baginya dua pahala"

Orang yang mahir dalam hadits ini bisa diartikan yang menghapal Al Quran, tapi juga ada yang mengartikan senantiasa membaca Al Quran dengan memahami maknanya.

Keutamaan membaca Al Quran lainnya, dikatakan bahwa Al Quran mengangkat derajat manusia di surga.

"Dikatakan kepada penghafal Alquran: "Bacalah, naiklah dan baca secara tartil. Seperti engkau membaca tartil di dunia. Karena kedudukanmu berada di akhir ayat yang engkau baca." (HR Abu Dawud dan Tirmidzi dari Amr bin Ash)

Itulah keutamaan orang-orang yang  (yathluuna). Mereka yang tidak hanya senantiasa membaca Al Quran, namun juga memahami makna dan berusahan mengamalkannya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun