Sedih rasanya mendengar jawaban anak kecil ini..
"Terus bapak mana dek ?" Tanyaku lagi padanya.
"Bapak jg dah meninggal setahun lalu, sejak itulah kami berhenti sekolah" Jawabnya santai.
"Kami dulu tinggal di depan K*C batu 9 situ gubuk om, sejak bapak tak ada kami numpang sama kawan"
"Kawannya sekolah ?" Sergahku..
"Enggak juga om dia tinggal sama orang tuanya nge kos gak jauh dari batu 6 tadi om disitulah kami tinggal" jawabnya.
Kemudian seakan teringat kembali dengan Loper Cilik penjual Koran yang lalu, maka pertanyaan saya selanjutnya ialah mengenai cita-cita dan keinginannya, kemudian ia berkisah tentang itu..
"Kami ada niat mau sekolah lagi om tapi keknya mau ambil paket aja disini, kemaren dah agak lama ada ibu-ibu nawarin mau lanjut sekolah tak, kami mau aja, abis tu tak datang lagi ibuk tu" semangat ia bercerita.
Ah, jangankan dia, aku juga berharap Ibu itu kembali ingat apa yang telah ditawarkannya dan datang lagi pada anak ini, agar penawaran ibu itu tidak terus terngiang di kepalanya, tentu saja anak ini juga berharap dari apa yang pernah Ibu itu tawarkan dan bahkan mungkin lebih.
Berbeda dengan anak kemarin lalu, Anak ini lebih memilih untuk melanjutkan sekolahnya meskipun harus sambil berjualan Koran.
Bertanya ku lagi padanya "Jual Koran berapa dapatnya dek?"
"Sekitar 20-30 ribu om, kalau rajin bisa sampai 60 ribu sehari om, ni kami baru pindah jual Koran, katanya Koran yang ini lebih banyak dapatnya om daripada Koran yang kemaren saya jual om" jawabnya.
"Paling Sedikit berapa dan Paling Banyak berapa dapatnya dek ?" Tanyaku antusias, karena Loper Cilik yang dulu tak sempat aku menanyakan ini.