Ada juga Mahasiswa Kupu-Kupu memiliki banyak uang jajan. Bukan berarti kiriman orangtuanya banyak, namun mereka memiliki penghasilannya masing-masing dari jeri payah mereka sendiri.Â
Bisa jadi para Kupu-Kupu ini bukannya tidak mau mengikuti kegiatan dikampus, berorganisasi, ikut rapat sana-sini, ataupun sekedar diskusi dengan para petinggi.Â
Namun basic  mereka berbisnis, dengan berbisnis mereka memiliki penghasilan yang lumayan untuk kehidupan sehari-hari. Atau bisa jadi orang-orang yang menggeluti dunia bisnis ini belum mampu dalam hal ekonomi. Ada juga yang membantu orangtua demi menghidupi keluarga. jadi jika ingin kuliah ya harus kerja.
Dengan gambaran demikian, kita tidak boleh asal judgment seseorang, mengapa mereka tidak mengikuti kegiatan Internal kampus, tidak berorganisasi, tidak mengikuti rapat, ataupun sekedar nongki-nongki di pelataran kampus.Â
Untuk itu jangan menilai seseorang dari luarnya saja. Mahasiswa Kupu-Kupu tidak seburuk yang kita bayangkan bukan, menjadi Mahasiswa Kupu-Kupu boleh-boleh saja, dengan maksud menebar banyak manfaat diluar kampus.
Satu pesan untuk kita bersama:
"Apa yang dapat dihitung belum tentu dapat diperhitungkan dan apa yang dapat diperhitungkan belum tentu dapat dihitung."-Albert Einsten
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H