Mohon tunggu...
Mohammad Faiz Attoriq
Mohammad Faiz Attoriq Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Kontributor lepas

Penghobi fotografi domisili Malang - Jawa Timur yang mulai jatuh hati dengan menulis, keduanya adalah cara bercerita yang baik karena bukan sebagai penutur yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Impaksi Gigi, yang Dicabut Gigi Tetangganya karena Berlubang

30 Mei 2023   11:29 Diperbarui: 30 Mei 2023   11:40 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Unsplash.com/Caroline LM

Ini pengalaman saya ke dokter gigi untuk pertama kalinya selama hidup saya: belum pernah sejak lahir.

Jadi ceritanya begini, di akhir tahun 2022, saya mengeluh gigi saya sakit hingga tidur saja tidak bisa.

Kemudian, saya meminum obat antinyeri berupa asam mefenamat, tetapi kurang kuat, pada akhirnya harus minum kalium diklofenak.

Atas saran keluarga, saya harus X-ray tipe panoramic, yaitu harus melihat kondisi gigi secara utuh, keuntungannya adalah bisa melihat hingga bibit gigi.

Ada hasil yang mengejutkan: saya mengalami impaksi gigi geraham di 3 titik: kiri-kanan di atas, sedangkan di bawah hanya 1, di kiri.

Nah, impaksi gigi yang paling menyakitkan adalah gigi geraham kiri bawah yang pertumbuhannya rebah ke arah gigi.

Pertumbuhan inilah yang membuat gigi tetangga saya sakit, ternyata itu berlubang sejak 10 tahun lebih dengan tanpa nyeri.

Tindakan operasi
Karena rasa sakit yang sering kambuh meski sudah diterapi dengan kalium diklofenak, saya akhirnya ke dokter gigi saat itu juga dengan berbekal hasil X-ray.

Memang, 2 gigi kiri bawah bermasalah: impaksi gigi yang tumbuhnya ke dalam atau ke arah gigi tetangga, sedangkan tetangga yang ditabrak berlubang, jadi sakitnya dobel.

Padahal, selama 1 dekade lebih gigi saya berlubang, tidak ada rasa sakit sama sekali, bahkan saat pecahan gigi saya lepas pun tidak terasa apa-apa.

Mulanya, gigi geraham yang berlubang tersebut ditambal plus diberi cengkeh untuk mematikan saraf, tetapi kurang berhasil.

Saat berdiskusi dengan dokter gigi, saya diberi pilihan: mencabut gigi geraham yang mengalami impaksi merugikan atau diambil semua (termasuk yang masih bibit) dengan catatan harus bius total.

Karena saya fobia dengan operasi dengan bius total, saya memilih hanya 1 gigi yang dicabut, tetapi keputusan berubah: gigi berlubang yang dicabut karena gigi impaksi tersebut masih sebagian besar terkubur di dalam gusi, riskan jika hanya bius lokal.

Pada akhirnya, saya sepakat untuk dicabut gigi yang berlubang saja karena diberi penjelasan jika gigi geraham yang impaksi tersebut bukan penyebab sakitnya.

Operasinya relatif singkat, hanya mengalami kecemasan saat operasi: dicabut dengan diputar terlebih dahulu, kadang ditambah bius lagi karena masih terasa nyeri.

Operasi selesai, saya bisa langsung pulang, tetapi tidak bisa terlalu banyak bicara agar kasa untuk menambal lubang gusi saya berhenti pendarahan.

Sisa makanan mudah masuk
Masalah gigi berlubang selesai, sekarang timbul masalah baru: sisa makanan mudah masuk ke bekas gigi.

Ini yang membuat saya tersiksa: harus tidak boleh lepas dari tusuk gigi untuk membersihkannya, sikat gigi saja tidak mampu.

Malah, sisa makanan yang masuk lebih besar dan mudah lengket daripada saat gigi berlubang saya masih ada: sedikit yang menyelip.

Memang, ini jadi pengalaman menakutkan saya selama ke dokter gigi, semoga ini menjadi yang terakhir kalinya.

Untuk gigi yang mengalami impaksi tersebut, saya tidak masalah karena siapa tahu berhenti tumbuh, begitu pula dengan bibit gigi geraham bungsu di atas yang tumbuhnya miring menjauhi gigi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun