Saat berdiskusi dengan dokter gigi, saya diberi pilihan: mencabut gigi geraham yang mengalami impaksi merugikan atau diambil semua (termasuk yang masih bibit) dengan catatan harus bius total.
Karena saya fobia dengan operasi dengan bius total, saya memilih hanya 1 gigi yang dicabut, tetapi keputusan berubah: gigi berlubang yang dicabut karena gigi impaksi tersebut masih sebagian besar terkubur di dalam gusi, riskan jika hanya bius lokal.
Pada akhirnya, saya sepakat untuk dicabut gigi yang berlubang saja karena diberi penjelasan jika gigi geraham yang impaksi tersebut bukan penyebab sakitnya.
Operasinya relatif singkat, hanya mengalami kecemasan saat operasi: dicabut dengan diputar terlebih dahulu, kadang ditambah bius lagi karena masih terasa nyeri.
Operasi selesai, saya bisa langsung pulang, tetapi tidak bisa terlalu banyak bicara agar kasa untuk menambal lubang gusi saya berhenti pendarahan.
Sisa makanan mudah masuk
Masalah gigi berlubang selesai, sekarang timbul masalah baru: sisa makanan mudah masuk ke bekas gigi.
Ini yang membuat saya tersiksa: harus tidak boleh lepas dari tusuk gigi untuk membersihkannya, sikat gigi saja tidak mampu.
Malah, sisa makanan yang masuk lebih besar dan mudah lengket daripada saat gigi berlubang saya masih ada: sedikit yang menyelip.
Memang, ini jadi pengalaman menakutkan saya selama ke dokter gigi, semoga ini menjadi yang terakhir kalinya.
Untuk gigi yang mengalami impaksi tersebut, saya tidak masalah karena siapa tahu berhenti tumbuh, begitu pula dengan bibit gigi geraham bungsu di atas yang tumbuhnya miring menjauhi gigi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H