Mohon tunggu...
Mohammad Faiz Attoriq
Mohammad Faiz Attoriq Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Kontributor lepas

Penghobi fotografi domisili Malang - Jawa Timur yang mulai jatuh hati dengan menulis, keduanya adalah cara bercerita yang baik karena bukan sebagai penutur yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Idulfitri: "Kembali Suci" atau "Kembali Berbuka Puasa"?

21 April 2023   17:13 Diperbarui: 21 April 2023   20:07 700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi pemegang metode hisab, hari ini 21 April 2023 sudah merayakan Hari Raya Idulfitri 2023 setelah menghabiskan 1 bulan Ramadan dalam 29 hari.

Sedangkan yang memegang metode rukyatul hilal, mereka baru akan merayakan Idulfitri 2023 besoknya, malam ini akan takbiran.

Perbedaan ini sudah ada sejak berpuluh-puluh tahun lamanya yang seharusnya disikapi secara bijaksana tanpa menjatuhkan.

Yang penting adalah sama-sama berpatokan pada dalil dan penafsirannya yang sama-sama kuat, insya Allah akan diterima semua.

Idulfitri dirayakan setelah Ramadan berlalu, sebulan berpuasa dan menahan nafsu terhadap yang halal namun haram di waktu tertentu maupun haram di berbagai waktu.

Banyak yang mengatakan bahwa Hari Raya Idulfitri dinilai sebagai hari kemenangan atas hawa nafsu, meskipun belum tahu apakah kita dianggap menang atau kalah oleh 'Wasit'.

Yang jelas, kita selalu berdoa saja agar amal ibadah kita diterima dan benar-benar bisa menghadapi kehidupan yang nyata setelah digembleng sebulan.

 'Kembali suci' atau 'Kembali berbuka puasa'?

Hari Raya Idulfitri yang juga ada di Indonesia dewasa ini diartikan sebagai hari 'kembali suci' setelah berpuasa sebulan.

Mengapa? Karena ada anggapan kemenangan melawan hawa nafsu, banyak yang mengartikan lebaran ini sebagai hari pembebasan dari dosa.

Wajar, banyak yang menganggap setiap orang yang berpuasa akan dihapuskan segala dosanya dan kembali suci seperti bayi baru lahir.

Namun, secara bahasa, mana yang benar menurut bahasa Arab, 'kembali suci' atau 'kembali berbuka puasa'?

Ternyata selama ini banyak yang salah, mengapa? Seharusnya adalah 'kembali berbuka puasa', bukan 'kembali suci', kok bisa?

Dalam bahasa Arab, Idulfitri ditulis sebagai 'id al fithr ( ), dengan menggunakan kata fithr yang secara harfiah berarti 'berbuka puasa' (breakfast), kadang diartikan 'sarapan'.

'Kembali berbuka puasa' dalam konteks kebahasaan sangat tepat untuk menjelaskan Idulfitri yang merupakan hari raya setelah Ramadan berakhir.

Sedangkan 'fitri' yang diklaim sebagai suci bukanlah berupa 'fithr' yang sudah dijelaskan tadi, melainkan 'fithrah' ().

Kekeliruan ini terlalu kronis dari segi bahasa sehingga penafsiran hari raya ini juga salah menjadi hari saat dosa benar-benar diampuni dan kembali suci seperti bayi baru lahir.

Logikanya, tidak perlu menunggu Idulfitri, jika melakukan dosa terhadap Yang Maha Pemaaf, langsung bertobat, pasti langsung dimaafkan, juga segera meminta maaf kepada sesama manusia, insya Allah langsung diampuni

Juga, apakah kita dijamin hati dan catatan perbuatan kita benar-benar suci? Apa punya 'orang dalam'? Lantas buat apa kita dikumpulkan di Padang Mahsyar nanti, bukannya itu hari pengakuan dosa?

Logika bahasa berikutnya adalah mengapa adanya Zakat Fitrah, bukan Zakat Fitri, kan seharusnya dalam rangka Idulfitri namanya Zakat Fitri dong?

Membiasakan yang benar

Kesalahan pengartian Idulfitri 2023 sudah terlalu mengakar, maka dari itu tidak ada salahnya untuk membiasakan yang seharusnya benar.

Memang sulit karena terbiasa yang salah, tetapi perlu komitmen yang kuat untuk membiasakan yang benar, seperti mengartikan Idulfitri.

Mulai Idulfitri 2023 ini, harapan penulis adalah tidak ada lagi yang salah mengartikan sebagai 'kembali suci', melainkan 'kembali berbuka puasa'.

Tanpa mengurangi rasa hormat, saya mengucapkan taqabbalallahu minna wa minkum untuk yang berlebaran hari ini atau yang sudah takbiran malam nanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun