Apa itu saja? Rupanya beranak-pinak, giliran sudah menikah, pasti diserang "Kapan punya anak?", sudah punya anak pun pasti dicerca "Kapan tambah lagi?".
Berikutnya, yang belum bekerja pasti diserbu "Kapan kerja?" padahal ada yang menjadi freelancer atau terpaksa menganggur karena lowongan kerja yang tidak manusiawi.
Ada juga mahasiswa yang belum kunjung lulus karena skripsi yang terlalu berat, justru dihajar dengan "Kapan lulus?", padahal lebaran ia jadikan sebagai momen rehat.
Ada juga yang diserang "Kok gendutan?" atau "Kok kurusan?", padahal mereka sensitif terhadap hal itu.
Bagi yang bertanya, pertanyaan seperti itu adalah hal yang wajar, sayangnya terkesan seperti meledek.
Tidak semua orang terima dengan pertanyaan tersebut, ada juga yang sensitif karena disinggung tentang hal yang tidak bisa mereka raih dengan waktu yang pasti.
Bukan Indonesia namanya jika tidak pernah menghormati privasi dan kesehatan mental orang lain, pantas jika pertanyaan sensitif tersebut dilontarkan.
Sangat kontras dengan di negara lain yang tidak meributkan kapan menikah, kapan punya anak, kapan lulus, atau sampai body shaming.
Soal rumah tangga, pendidikan, dan pekerjaan adalah privasi yang tidak bisa dijawab kapan tercapainya, semua tergantung kematangan mental.
Juga tentang bentuk tubuh, semua orang punya standar kebahagiaannya masing-masing selama dirasa sehat.
Sudahi saja