Mohon tunggu...
Mohammad Faiz Attoriq
Mohammad Faiz Attoriq Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Kontributor lepas

Penghobi fotografi domisili Malang - Jawa Timur yang mulai jatuh hati dengan menulis, keduanya adalah cara bercerita yang baik karena bukan sebagai penutur yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Senandika] Ada Kenangan Kita di Angkutan Kota

5 April 2023   08:28 Diperbarui: 5 April 2023   08:33 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Angkutan kota. (Foto: Unsplash.com/Adismara Putri Pradiri)

Sudah lama sekali aku tidak naik angkutan kota di kota tempatku dibesarkan ini, bahkan terakhir kapan naik kendaraan ini, aku lupa.

Aku melamun menatap jendela, menatap kendaraan, bangunan, dan objek lainnya berlalu dengan cepat.

Saat terpaku, tiba-tiba ada 'tamu' yang datang tanpa permisi atau sopan santunnya saat bertamu ke hati dan pikiran.

Kisah ini adalah tentang aku dan dirimu di sebuah angkutan kota yang sayangnya hanya sekali dalam seumur hidup sebagai pasangan kekasih.

Kita pernah membuat janji agar kita naik ke angkutan kota dengan jurusan yang sama ke tempat yang sama.

Kencan kita terlalu aneh kalau dipikir-pikir, mengapa? Kencan cuma siang, malamnya kita sibuk dalam tugas masing-masing.

Maklum, saat itu masih SMA dan belum diizinkan untuk mengendarai sepeda motor ke jalan raya, kurang romantis, bukan?

Dari sini, aku mengagumimu saat kita menjalin asmara karena kesederhaanmu, tidak terlalu banyak permintaan.

Kamu tidak menuntut aku harus bisa mengendarai sepeda motor saat usiaku sudah waktunya bisa membawa sepeda motor.

Namun, setelah berpisah denganmu sekian lama, aku merasa kenangan pertemuan kita terasa pahit untuk diingat.

Ya, lagi-lagi soal ego yang mengalahkan kita berdua, ego kitalah yang mengadu domba kita satu sama lain.

Pernah suatu ketika, saat aku pulang, aku menaiki angkutan kota yang berhenti tepat di depan sekolahku.

Aku tidak mengira jika ada sosok dirimu yang berdiam diri, sudah duduk tepat di depanku persis.

Kenangan indah kita di kendaraan umum ini kembali hadir di otakku, rasaynyamual sekali saat mengingatnya.

Kamu terlihat cuek, sepertinya kamu sudah mulai bisa melupakanku dengan segenap kenangan kita.

Namun, aku yang masih mengingatmu dengan penuh benci radang dan membuang mukaku begitu saja.

Sepanjang perjalanan, kita sama-sama membisu, aku hanya bisa menatap jalanan yang bergerak begitu cepat.

Kita sama-sama di angkutan kota, tetapi kita terasa sangat asing untuk kembali, bahkan menatapmu saja aku tidak mau.

Rupanya, kita punya kenangan yang manis sekaligus pahit dan getir di dalam angkutan kota, kendaraan yang pernah menjadi saksi bisu pertemuan kita meskipun hanya sekali.

Kalau kamu lupa, syukurlah karena kamu menganggapku tidak lagi berguna dan memilih dirinya yang lebih peduli.

Lantas, apakah kamu hingga detik ini masih menggemari angkutan kota di kota yang kita tinggali ini?

Atau, kamu sekarang lebih suka diantar dan dijemput oleh pacar barumu yang membuatmu jatuh hati selamanya?

Aku sampai di terminal dekat rumah, kubayar tarifku, lalu turun dari angkutan kota terakhiran, mungkin ini yang terakhir, aku tidak mau terkenang dengan bayangmu lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun