Setelah sahur dan menunaikan ibadah Salat Subuh, Anda memilih tetap melek sampai beraktivitas normal atau tidur lagi?
Beberapa di antara masyarakat memilih untuk tidur lagi setelah sahur dan Salat Subuh dengan alasan menghemat energi.
Ada yang beranggapan buat apa melek sampai beraktivitas, lebih baik tidur daripada waktunya habis untuk hal yang sia-sia.
Saya pernah begitu, alasannya agar seharian bisa lebih kuat dan bisa fokus untuk bersekolah atau kuliah saat itu dan tidak membuang waktu.
Hasilnya? Saya malah mengalami sakit kepala yang tidak tertahankan, malah tidak fokus untuk beraktivitas di siang harinya.
Kalau biasanya, sakit kepala yang saya alami bisa langsung mereda setelah sarapan dan segera minum kopi.
Namun, berhubung puasa, saya tidak bisa mengatasi sakit kepala yang terasa sampai sore karena tidur lagi setelah sahur.
Selain itu, waktu yang terasa singkat karena ditinggal tidur membuat saya tidak bisa beradaptasi dari 1 aktivitas ke aktivitas lain.
Fokus saya benar-benar kacau begitu bangun setelah tidur sehabis sahur semakin parah di samping sakit kepala, siksaannya dobel.
Tidak baik untuk kesehatan
Memang benar, ada masalah kesehatan yang muncul ketika memilih untuk tidur lagi setelah sahur dan Salat Subuh.
Paling kentara, tidur setelah sahur dan Salat Subuh menurut berbagai sumber artikel membuat kepala menjadi sakit.
Metabolisme yang terhambat karena tidur lagi dan perbedaan suhu yang relatif mencolok antara subuh dengan pagi setelah matahari terbit membuat kepala jadi sakit.
Ada masalah kesehatan lain yang ditimbulkan, yaitu GERD (gastroephageal reflux disease) atau awamnya disebut asam lambung naik.
Masalah kesehatan ini muncul karena antara waktu makan dengan tidur terlalu singkat yang menyebabkan proses pencernaan terganggu.
Apabila terjadi terus-menerus, klem pemisah esofagus atau kerongkongan dan lambung akan melemah dan asam lambung mudah naik.
Begitu mengetahui dampak buruk bagi kesehatan, saya benar-benar yakin bahwa tidak tidur setelah sahur dan subuh adalah pilihan yang tepat.
Di hari biasa, saya pusing setelah tidur usai subuh, begitu puasa saya beberapa kali sakit perut jika nekat tidur lagi usai sahur.Â
Amalan yang tidak disukai
Mungkin ada yang tidak merasakan masalah kesehatan tidur setelah sahur, tapi bukan berarti Anda boleh untuk tidur lagi setelah subuh saat Ramadan.
Mengapa? Ternyata, Rasulullah SAW melarang umatnya untuk tidur lagi setelah subuh (dalam konteks puasa setelah sahur.
Adapun hadis yang pernah diungkapkan oleh Rasulullah SAW adalah sebagai berikut.
"Seusai Salat Fajar (Subuh), janganlah kamu tidur sehingga melalaikan kamu untuk mencari rezeki," (HR Thabrani)
Selain itu, tidur lagi setelah sahur dan Salat Subuh akan menghambat rezeki karena pagi adalah waktu terbaik untuk mendapatkan rezeki.
Memang, tidur lagi setelah subuh membuat seseorang menjadi malas sehingga Kuang produktif di siang harinya.
Killing time
Karena tidak baik menurut agama dan kesehatan, saya mencoba untuk mencari kegiatan yang bisa untuk killing time secara positif.
Contohnya, membaca Al Quran sebentar sambil meresapi makna dalam ayat-ayat yang juga meresapi setiap terjemahannya.
Beberapa kali saya ikut ceramah atau kuktum yang diadakan setelah subuh, lumayan membantu untuk mencegah rada kantuk.
Atau, bisa iseng menulis artikel yang akan dikirimkan ke beberapa portal, salah satunya adalah Kompasi.
Review singkat tentang mata pelajaran atau kuliah juga bisa untuk menghabiskan waktu menunggu setelah subuh hingga beraktivitas kembali.
Kalau masih mengantuk, saya membasuh wajah dengan air dingin, ini cukup membantu untuk menolong saya dari rasa kantuk setelah subuh.
Semoga artikel ini bermanfaat, tetap semangat untuk mengejar kebaikan di bulan yang sangat disucikan ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H