Mohon tunggu...
Mohammad Faiz Attoriq
Mohammad Faiz Attoriq Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Kontributor lepas

Penghobi fotografi domisili Malang - Jawa Timur yang mulai jatuh hati dengan menulis, keduanya adalah cara bercerita yang baik karena bukan sebagai penutur yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kalau Orang Lain Bisa, Mengapa Saya Harus Juga?

22 Maret 2023   10:22 Diperbarui: 22 Maret 2023   10:30 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini sangat buruk bagi kesehatan mental karena melanggar batasan diri yang sudah maksimal tersebut.

Perlu untuk kita ingat bahwa tidak semua perjuangan atau usaha akan membuahkan hasil yang maksimal.

Ada juga orang yang berusaha mati-matian, tetapi hanya dapat capeknya saja karena gagal total hasilnya.

Nah, jika sudah nekat melampaui batasan diri sendiri dan berujung pada kegagalan, akan ada rasa depresi yang parah dan berujung pada bunuh diri.

Toxic positivity inilah yang memabukkan seseorang agar terus berusaha tanpa mengedepankan kesadaran diri akan kelemahannya.

Padahal, batasan diri seperti rasa lelah dan bosan adalah alarm bagi seseorang kalau usaha mengejar sesuatu itu akan berujung kegagalan dan sia-sia.

Ingat dengan kisah Titanic? Itu adalah contoh pengabaian alarm tersebut dan selalu berpikir bahwa kapalnya sangat kuat.

Namun, Tuhan berkehendak lain, Titanic gagal menghindari karang es dan menabraknya hingga karam.

Kesadaran akan batasan adalah pelajaran yang dapat kita ambil dari tragedi tenggelamnya kapal tersebut.

Menyerah tidak selamanya buruk
Karena kultur toxic positivity inilah, menyerah dianggap sebagai pengecut atau tidak memiliki semangat untuk meraih sesuatu.

Padahal, rasa menyerah adalah kode dari alam untuk seseorang agar sadar diri, bisa jadi impian yang dikejar tidak akan terwujud.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun