Judul: Ay-Lin
Penulis: Dee (@dejeunii)
Genre: Romance
Kategori: U 15+
Halaman: 260 halaman
Dimensi: 21 x 14 cm
ISBN: 978-623-5266-06-0
Penerbit: Cloud Books - Depok
Cetakan: Pertama, Juni 2022
Tentang 'Ay-Lin'
Judul novel 'Ay-Lin' diambil dari gabungan dua tokoh utama yang memiliki konflik yang sama, yaitu Ayaz sebagai tokoh utama pria dan Celine atau Lin sebagai tokoh utama wanita.
Novel romance ini menceritakan konflik Lin yang harus menghadapi perjodohan yang tidak terduga, melalui wasiat dari seorang perempuan tua yang sempat ditolongnya.
Wasiat tersebut berupa permintaan seorang nenek tersebut agar menikahkan salah satu cicitnya dengan Lin yang telah membantu nenek tua tersebut.
Cicit tersebut adalah Ayaz, pria dengan gaya bahasa kaku dan cenderung lebih kalem dari Lin sendiri.
Berbagai upaya penolakan telah dilakukan oleh perempuan tersebut karena selama hidupnya tidak pernah berpacaran karena larangan orang tuanya.
Apakah berhasil? Akhir cerita novel akan diketahui apabila telah memiliki karya sastra tersebut di berbagai toko buku atau online marketplace.
Poin yang menarik
Novel 'Ay-Lin' mengusung cerita yang out the box, yaitu perjodohan yang tidak terbayangkan oleh kebanyakan orang pada umumnya.
Jika perjodohan dimulai dari berpacaran atau dijodohkan antar keluarga sudah biasa, 'Ay-Lin' malah mengisahkan perjodohan karena wasiat mendiang nenek buyut.
Bahkan, mendapatkan jodoh wasiat nenek buyut belum pernah ada dalam karya sastra mana pun, bahkan di dunia nyata sekali pun.
Jalan cerita sangat mudah dipahami dengan bahasa-bahasa yang kekinian, misal saja bestie yang mulai marak belakangan, persis saat novel ini diterbitkan.
Alur ceritanya kebanyakan maju dengan sedikit flashback di beberapa bagian ceritanya sehingga bisa untuk diikuti.
Keunikan lain dalam novel ini adalah terdapat 2 sudut pandang cerita, yaitu menurut Lin dan Ayaz yang keduanya saling menyambung, bukan tumpang-tindih.
Bumbu komedi juga disajikan di karya tulis ini sebagai pemanis cerita meskipun bercampur dengan cerita sedih.
Bisa dikatakan bahwa 'Ay-Lin' memiliki 3 bahasa, yaitu Indonesia lengkap dengan gaya gaul, sedikit bahasa Jawa dengan tingkat ngoko dan kromo inggil, dan Turki.
Khusus bahasa Jawa Turki, penulis sudah menyiapkan terjemahan baik catatan kaki maupun tanda kurung setelah ungkapan.
Dengan terjemahan tersebut, pembaca secara tidak langsung bisa mempelajari kedua bahasa tersebut.
Konflik yang disajikan cukup variatif dengan skema seperti pelana kuda, tidak hanya 1 konflik lalu selesai begitu saja.
Konflik yang banyak inilah yang membuat jalan cerita karya fiksi romance ini menjadi lebih hidup.
Kekurangan
Hanya saja, novel ini belum dilengkapi dengan daftar isi, tetapi sudah tertolong oleh bookmark untuk menandai halaman terakhir yang dibaca tanpa harus merusak bukunya.
Blurb yang dituliskan terlalu gamblang menceritakan garis besar ceritanya hingga akhir ceritanya sedikit 'bocor' arahnya akan seperti apa.
Padahal, blurb idealnya hanya menceritakan sebagian cerita dengan menyembunyikan beberapa bagian penting agar calon pembaca tertarik untuk memilikinya.
Namun, secara substansial, novel ini baik secara penceritaan, penokohan, dan setting konflik tidak ada yang cacat.
Kesimpulan
Novel 'Ay-Lin' karya Dee ini sangat cocok bagi kalangan muda, termasuk penikmat karya dengan genre romansa.
Karya tulis ini sangat cocok untuk dimiliki sebagai time killing atau mengisi waktu senggang kala liburan atau hiburan setelah rutinitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H