Alur ceritanya kebanyakan maju dengan sedikit flashback di beberapa bagian ceritanya sehingga bisa untuk diikuti.
Keunikan lain dalam novel ini adalah terdapat 2 sudut pandang cerita, yaitu menurut Lin dan Ayaz yang keduanya saling menyambung, bukan tumpang-tindih.
Bumbu komedi juga disajikan di karya tulis ini sebagai pemanis cerita meskipun bercampur dengan cerita sedih.
Bisa dikatakan bahwa 'Ay-Lin' memiliki 3 bahasa, yaitu Indonesia lengkap dengan gaya gaul, sedikit bahasa Jawa dengan tingkat ngoko dan kromo inggil, dan Turki.
Khusus bahasa Jawa Turki, penulis sudah menyiapkan terjemahan baik catatan kaki maupun tanda kurung setelah ungkapan.
Dengan terjemahan tersebut, pembaca secara tidak langsung bisa mempelajari kedua bahasa tersebut.
Konflik yang disajikan cukup variatif dengan skema seperti pelana kuda, tidak hanya 1 konflik lalu selesai begitu saja.
Konflik yang banyak inilah yang membuat jalan cerita karya fiksi romance ini menjadi lebih hidup.
Kekurangan
Hanya saja, novel ini belum dilengkapi dengan daftar isi, tetapi sudah tertolong oleh bookmark untuk menandai halaman terakhir yang dibaca tanpa harus merusak bukunya.
Blurb yang dituliskan terlalu gamblang menceritakan garis besar ceritanya hingga akhir ceritanya sedikit 'bocor' arahnya akan seperti apa.
Padahal, blurb idealnya hanya menceritakan sebagian cerita dengan menyembunyikan beberapa bagian penting agar calon pembaca tertarik untuk memilikinya.