Memasuki era kecerdasan buatan atau sering disebut artificial intelligence (AI), hampir segala lini kehidupan diambil alih teknologi ini.
Misalkan, sudah mulai banyak industri atau perusahaan tertentu yang sudah mengandalkan teknologi tiruan dari kecerdasan yang dimiliki manusia ini.
Dengan kecerdasan artifisial, pekerjaan yang membutuhkan ketelitian tinggi bisa diselesaikan secara cepat.
Tidak hanya itu, kesalahan yang sering muncul akibat human eror bisa ditekan dengan teknologi ini sehingga dapat menghasilkan produk yang berkualitas.
Jadi, manusia hanya sebagai operator dengan menjalankan program dengan perintah tertentu, selebihnya AI yang bekerja.
Namun, kehadiran era kecerdasan buatan dapat menimbulkan konflik sosial dengan manusia sebagai pemilik kecerdasan alamiah.
Dampaknya akan mengurangi tenaga kerja manusia sebagai pemilik dan cetak biru kecerdasan natural.
Kehadiran teknologi AI cukup pelik, contohnya adalah meningkatnya pengangguran karena PHK atau tidak kunjung mendapatkan pekerjaan.
Apabila masalah ini tidak segera dicarikan solusinya, angka pengangguran akan meningkat.
Childfree
Akan ada dampak lahirnya era kecerdasan buatan secara tidak langsung, yakni akan banyak pasangan suami-istri yang memutuskan untuk childfree.