Para sarjana atau diploma setelah lulus kuliah pasti mencari pekerjaan untuk menciptakan kemandirian finansial.
Namun, apakah hanya sekadar untuk mencari penghasilan? Tidak hanya itu, mereka bekerja dalam rangka untuk mencari pengalaman kerja.
Pengalaman bekerja sangat perlu untuk memecahkan berbagai masalah dalam dunia kerja yang belum tentu bisa dijawab dengan segunung teori saat di perkuliahan.
Dalam dunia kerja, praktik jauh lebih diutamakan daripada teori, bahkan bisa dikatakan hanya pengalaman atau praktik yang bisa menyelesaikan masalah.
Idealnya, jika menginginkan pekerja baru yang berpengalaman, seharusnya lowongan tersebut tidak disebarluaskan secara umum.
Sayangnya, mereka yang ingin mencari pengalaman kerja selalu gugur oleh syarat harus memiliki pengalaman kerja dalam kurun waktu tertentu di bidang yang sama.
Meski di kemudian hari, kata-kata tersebut berganti menjadi terbiasa bekerja di bidang yang sama, tetapi esensinya sama: mencari yang sudah berpengalaman kerja.
Syarat lowongan tersebut menyakiti perasaan pelamar kerja yang benar-benar nihil pengalaman kerja.
Karena syarat harus memiliki pengalaman kerja, mau tidak mau para pelamar tersebut akhirnya menguburkan niat mereka untuk bekerja di tempat idaman.
Mau tidak mau, mereka menjadi pengangguran dan kesehatan mentalnya bertambah buruk karena tekanan sosial di samping kegagalan melamar kerja.
Keluarga, tetangga, kerabat, atau teman selalu mencemooh seseorang tidak niat untuk mencari kerja, padahal mereka tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya.
Hanya ingin yang instan
Lapangan kerja di Indonesia terbukti hanya menginginkan sesuatu yang instan daripada memberi kesempatan lulusan perguruan tinggi untuk memiliki pengalaman kerja.
Padahal, pengalaman adalah guru yang berharga, tetapi jika hanya mencari yang berpengalaman, dari mana para fresh graduate akan belajar tentang dunia kerja?
Ini yang tidak terpikirkan oleh kebanyakan pemilik lapangan kerja dan HDR bahwa pengalaman diperoleh dari terjun langsung ke dunia kerja.
Jika seluruh lapangan pekerjaan se-Indonesia hanya mencari yang berpengalaman, mereka tidak akan bisa mendapatkan pengalaman di dunia kerja.
Mereka hanya mampu menghasilkan sesuatu, tetapi tidak mampu bahkan tidak mau untuk menghasilkan pekerja dari fresh graduate agar berpengalaman.
Jadi, jangan salahkan keadaan jika fakta mengatakan bahwa angka pengangguran dari kalangan sarjana dan diploma masih besar.
Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) hanya untuk lulusan terbaru, tetapi tidak bagi lulusan lama yang terpaksa menganggur.
Masukan untuk semua lapangan kerja
Lowongan dengan syarat memiliki pengalaman kerja dalam kurun waktu tertentu sangat menyakiti perasaan fresh graduate yang ingin mencari pengalaman kerja.
Cobalah untuk membantu mereka keluar dari status pengangguran dengan menerima dan memberikan mereka pengalaman bekerja.
Seharusnya para pemilik lapangan kerja bangga karena mengentaskan pengangguran dan memberikan kesempatan bagi mereka untuk mendapatkan pengalaman kerja,
Gantilah 'memiliki pengalaman kerja' dengan 'memiliki niat dan komitmen untuk berkembang' dalam syarat lowongan kerja untuk fresh graduate.
Sangat tidak etis apabila menyebarluaskan lowongan pekerjaan yang hanya menerima pelamar yang memiliki pengalaman.
Mereka perlu untuk menjaga perasaan para pelamar kerja yang masih awam akan pengalaman kerja, juga harus berbelas kasihan dengan kesehatan mental mereka.
Berikanlah lowongan tersebut ke kalangan instansi ke instansi atau perusahaan ke perusahaan karena pelamarnya sudah pasti berpengalaman.
Tidak patut jika dikatakan sebagai merusak ekosistem pekerjaan karena pekerja berhak untuk bekerja di mana saja dengan idealisme ingin mencari penghasilan lebih.
Ayo, jadikan lapangan kerja sebagai ladang berbuat baik untuk menurunkan angka pengangguran di Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI