Mungkin saja, angka depresi hingga bunuh diri akan turun jika ada pilihan untuk memilih seperti apa saat akan dilahirkan.
Atau, keputusan ingin dilahirkan ke dunia atau tidak setelah diberi tahu seperti apa kita nanti saat terlahir nanti.
Manusia berhak untuk bahagia dan terbebas dari penderitaan hidup akan menyesakkan dada yang dapat mengganggu kualitas hidup.
Karena tidak selamanya manusia bisa diajak untuk bersabar di tengah konflik hidup yang pelik atau berlapang dada.
Energi untuk bertarung melawan takdir yang jahat sangat besar dan seseorang bisa menjadi lebih labil dan gelap mata terhadap kehidupan.
Terlebih saat usaha keras hidup tidak dihargai dengan hasil yang maksimal, siapa yang tidak kecewa dengan itu.
'Hidup adalah pilihan' tidak sebenarnya berlaku, kecuali hanya untuk bertarung demi kehidupan lebih baik.
Pada akhirnya, kita yang tidak bisa memilih hanya bisa menjalaninya saja, semoga kita selalu dikuatkan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI